Puasa dan Kesalehan Sosial

Refleksi Kehidupan
0

 


Puasa merupakan ibadah yang sangat rahasia. Sangking rahasianya Allah mengatakan dalam Hadis Qudsinya bahwa: "Puasa untukku dan Aku yang akan membalasnya". Selain rahasia, puasa juga merupakan ibadah yang sangat individual, karena hanya seorang hamba dan Allah saja yang tahu.

Tetapi, di balik kesalehan individual yang diharapkan dari puasa, ada banyak nilai-nilai kesalehan sosial dari serangkaian ibadah puasa itu. Misalnya, ketika berbuka puasa, dianjurkan untuk membagi bukaan puasa kepada jiran tetangga, atau orang-orang yang membutuhkan. Sehingga, ada Hadis populer yang dapat dijadikan sandaran dalam hal ini, bahwa Nabi pernah berkata pahala orang yang memberikan makanan bukaan puasa sama dengan pahala orang yang berpuasa. Tentu kadar kesamaan pahala di sini masih perlu diperdebatkan. Tetapi intinya, anjuran berbagi sebagai bentuk kesalehan sosial sangat dikehendaki dari kasus ini.

Berikutnya, pelanggaran terhadap syariat puasa akan dikenakan denda dengan memerdekakan Hamba Sahaya atau puasa selama dua bulan berturut-turut lamanya, atau jika tidak sanggup dapat dengan memberikan makan orang 60 orang miskin. Dari tiga denda ini, dua di antaranya bersifat sosial.

Bagi orang-tertentu yang tidak bisa melaksanakan puasa, misalnya sangat tua renta, atau para pekerja berat yang berhalangan melaksanakan puasa, dapat diganti dengan fidyah dengan memberi makan fakir miskin. Ini pun alternatif yang sangat mulia dan sifatnya sosial.

Sampailah pada penghujung Ramadan, menjelang pelaksanaan salat Idul Fitri, ada satu ibadah sosial yang wajib dikerjakan setiap muslim yang masih hidup, yaitu zakat fitrah. Memberikan 2,5 atau 2,7 kg makan pokok kepada panitia pengumpul zakat, untuk kemudian dibagi kepada delapan asnab (fakir, miskin, petugas zakat (‘Amil), mualaf, orang-orang yang berhutang (gharim), hamba sahaya (budak), mereka yang berjuang di jalan Allah (Sabilillah) dan musafir kelana dengan tujuan yang positif (Ibnu Sabil).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa puncak dari ibadah puasa yang sifatnya individual, akan melahirkan ibadah atau amalan-amalan yang berdampak pada aspek sosial.

Tentu lah, tidak hanya zakat fitrah saja, masih ada zakat harta (maal), ada juga infak, sedekah dan wakaf yang banyak orang melakukannya selama bulan Ramadan karena mengharap berkah dan pahala yang berlipat ganda. Itu semua dilakukan dalam rangka mewujudkan ibadah sosial yang manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh orang banyak.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)