Kamis, 31 Desember 2015

Rekonstruksi Rencana Strategis Awal Tahun




يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Sebelum anda lanjutkan membaca tulisan ini, pastikan bahwa tadi malam anda tidak ikut-ikutan begadang, memasang petasan atau meniup terompet dan serangkaian kegiatan maksiat lainnya sebagai partisipasi malam tahun baru. Jika iya, tidak usah lanjutkan membaca tulisan ini.

Well, mengapa saya melarang orang yang tadi malam begadang dan melakukan serangkaian ritual malam tahun baru lainnya untuk melanjutkan membaca tulisan ini? Karena kali ini kita akan bicara soal rencana strategis yang akan kita konstruksikan setahun yang akan datang. Orang yang tadi malam begadang pastilah saat ini masih mendengkur atau paling tidak sedang bermalas-malasan. Akibat kecapean dari kegiatan tadi malam. Hehehe
Tentu saja mereka tidak bisa mengikuti materi ini.

Didalam Al-Qur’an Surah Al- Hasyr: 18, Allah telah mengingatkan kita, betapa pentingnya Time Management oleh setiap orang. Ini penting menyangkut sukses atau tidaknya seseorang diukur dari rencana yang telah ditetapkan, baik rencana jangka panjang, menengah, sampai pada rencana harian. Sehingga orang-orang di daratan Eropa mengenal adagium If you want to be success, Plan what you do, and do what you plan” (jika kamu ingin sukses maka: “rencanakan apa yang akan kamu lakukan, dan lakukan apa yang telah kamu rencanakan”). 

Paling tidak ada dua hal yang ingin saya katakana mengenai firman Allah seperti yang telah di uliskan diatas:
1. Pentingnya evaluasi oleh setiap orang (muhasabah)
Umar bin Khattab berkomentar tentang hal ini, “hitung-hitunglah dirimu sebelum Allah menghitungnya (menghisab amal mu).” Sejalan dengan itu Ibn Katsir juga menambahkan, “evaluasilah diri kalian sebelum amal perbuatan kalian di hitung, periksalah amal perbuatan yang kalian simpan untuk diri kalian demi hari dimana kalian akan dikembalikan dan diperlihatkan kepada Tuhan kalian”.

Sebelum membuat rencana yang baru, penting bagi kita untuk flash back apa yang telah terjadi setahun lalu, jika banyak rencana yang telah tercapai maka, itu dapat menjadi motivasi bagi kita untuk rencana berikutnya, jika ternyata hanya sedikit rencana yang tercapai, maka kita dapat belajar untuk memperbaiki strategi di masa mendatang.
   2. Rekonstruksi planning anda
Setelah evaluasi selesai, maka susunlah segera rencana anda. Ambil buku baru tulis apa yang akan dicapai setahun  kedepannya. Tuliskan sebanyak-banyaknya. Namun ingat dalam membuat rencana anda harus selalu realistis.  Agar tidak terlalu jauh dari kenyataan yang pada akhirnya renca hanya tinggal angan-angan.
Ingat! ini rencana bukan khayalan.
Jadi apa rencana kamu???

Mumpung ini awal tahun, sedang dalam suasana liburan, segeralah mengadakan evaluasi dan merekonstruksi rencana baik anda. Semoga Allah selalu mengampuni kesalahan-kesalah yang kita kerjakan di tahun lalu, dan senantiasa selalu membimbing kita untuk hari-hari berikutnya. Aamiin




Rabu, 30 Desember 2015

Majelis Ilmu: Fenomena Akhir Tahun

Majelis Ilmu: Fenomena Akhir Tahun: Lupakan sejenak hiruk pikuk menjelang pergantian tahun kali ini, mulai dari rencana   untuk begadang kumpul bersama keluarga sambil...

Fenomena Akhir Tahun




Lupakan sejenak hiruk pikuk menjelang pergantian tahun kali ini, mulai dari rencana  untuk begadang kumpul bersama keluarga sambil menunggu pukul 00.00 Wib sambil bakar-bakar ayam atau ikan, memasang kembang api, meniup terompet, dan masaih banyak kegiatan berbalut maksaiat lainnya. Semua itu dilakukan dan dianggap lumrah saja. Dan yang paling parahnya lagi ummat muslim lah yang kebanyakan melaksanakan kegiatan tersebut. Semoga kita dan keluarga sekalian tidak berminat dan berniat untuk melaksanakannya.

            Ya, begitulah fenomena yang terjadi setiap malam pergantian tahun.

Sedikit sekali orang yang mengadakan perenungan kembali terhadap kesalahan dan dosa yang telah ia perbuat selama setahun lalu, dan memikirkan apa rencana strategis yang akan dilakukan nya untuk tahun berikutnya, mereka justru ber eforia, senang gembira dan hura-hura. Padahal sebenarnya tidak lah begitu. 

Kalau mau dikaji lebih dalam lagi, betapa banyaknya kerugian yang diakibatkan dari perayaan malam tahun baru yang berlebihan, mulai dari banyaknya sampah yang terkumpul akibat perilaku tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, dan konon katanya di Jakarta, hasil sampah yang terkumpul akibat malam tahun baru mencapai 85 ton. (Kompas 01 Januari 2015). 

Moment seks bebas bebas bagi para muda mudi sangat rentan terjadi. Berita dari salah satu Koran Nasional menyatakan bahwa menjelang malam tahun baru, penjualan alat kontrasepsi ludes terjual. Tidak bisa dibayangkan mau dikemanakan nasib dan moral bangsa ini.

Polusi suara dan polusi udara jelas terjadi ketika malam tahun baru, ribuan orang berkumpul di suatu tempat untuk menyalakan kembang api. Pencemaran udara pasti terjadi oleh karena jutaan gas karbon yang disumbangkan oleh petasan dan mercon.  Dan parahnya lagi ini dijual secara bebas di banyak pinggiran jalan.

Kondisi jalan raya yang macet, padat merayap dipenuhi oleh orang yang akan melakukan parade keliling kota. Pelanggaran lalulintas pasti terjadi minilmal banyak yang tidak pake helm. Dan menerobos lampu merah. Hehe. 

Dan yang pasti banyak nya orang begadang pada malam tahun baru. Akan mengakibatkan menurunnya produktivitas di awal tahun. Mestinya tahun baru adalah semangat baru, tapi lihat lah kenyataan nya , sholat subuh pun kesiangan, atau jangan-jangan tidak sholat sama sekali. Akibat begadang semalaman.

Paling tidak itulah kerugian-kerugian yang umum diketahui orang, tapi masih saja dikrjakan. Sebenarnya tidak ada satu celah pun yang bisa dijadikan dalil atau alasan untuk melakukan kegiatan diatas. Biarlah individu dan kelompok yang  memiliki otoritas saja yang mengharamkan perayaan malam tahun baru.

Salut dengan, berbagai masjid, ormas dan komunitas lainnya yang mengadakan kegiatan positif dalam merayakan tahun baru. Banyak kegiatan keagamaan seperti dzikir semalam suntuk, muhasabah, ceramah agama yang dilakukan ketika malam tahun baru. Walau peminatnya tidak sebanyak orang yang berkumpul di tanah lapang untuk membakar petasan. Tapi Alahamdulillah masih ada kegiatan religius  untuk menguatkan spiritual ummat ini. Harusnya ummat ini lebih cenderung dan meramaikan kegiatan ini.

Nah sekarang, mau pilih yang mana??

Mumpung waktunya belum tiba, tulisan sederhana ini diharapkan mampu memberikan sedikit pertimbangan kepada kita tentang kegiatan apa yang akan kita pilih nanti malam. Atau paling tidak sekedar mengingatkan kembali kepada kita.
Semoga.

Sabtu, 26 Desember 2015

Miris: Ketika Kotak Infaq Masjid pun dicuri




            Pernah guru saya bercerita:
            “suatu ketika seorang ulama terkenal dari Mesir Syekh Muhammad Rasyid Rida, pengarang Tafsir Al-Manar mengadakan kunjungan penelitian ke Canada, sesaat setelah keluar dari Airport beliau duduk-duduk di halte menunggu taxi, kebetulan waktu itu agak lama menunggu kendaraan yang hendak menghantarkan beliau ke salah satu hotel. Sambil menunggu beliau mengambil Camera dan berfoto sebagai dokumentasi, sedang asyik berfoto taxi yang di tunggu pun tiba. Segera beliau menaiki taxi itu dan berangka ke tujuan berikutnya. Tapi sayangnya beliau pergi tanpa membawa kameranya.
            Begitu hendak sampai di hotel yang dituju, beliau teringat bahwa cameranya ketinggalan di halte dekat bandara, maka diminta kepada supir agar putar balik menjemput cameranya yang tertinggal. Sesampainya di halte, beliau merasa heran. Ternyata cameranya masih utuh persis seperti posisi semula, tidak bergerak sedikit pun”.
            Ketika itu dia mengeluarkan statement “ di Canada saya tidak melihat Muslim, tapi saya melihat Islam”.
            Saya kok tidak yakin kalau kondisi cerita diatas masih bisa terjadi di Indonesia. Pasalnya, semalam kotak infaq masjid yang sudah seharusnya di buka untuk membiayai keperluan masjid setiap bulannya, raib di garap oleh orang yang tidak bertanggung jawab, gembok penguncinya dibuka paksa sehingga uang yang hampir sejuta jumlahnya tidak ketahuan lagi rimbanya.
            Saya tidak menyesali jumlah nominal yang hilang, namun kok sampai segitu teganya manusia hari ini, infaq masjid untuk keperluan ummat pun digarap untuk kepentingan pribadi. Dan ini ternyata bukan di tempat saya saja, ternyata hampir disetiap masjid sering kehilangan kotak infak.
Tak hanya kotak infak, Sandal/sepatu juga menjadi sasaran empuk bagi para maling kelas teri ketika hari jum’at. Terlalu.
            Kalau di masjid saja orang berani mencuri, apa tah lagi ditempat lain. Maka tidak usah terlalu heran dengan fenomena pejabat yang korupsi hari ini, yang semakin hari kian menjamur.
            Mungkin benar seperti yang dikatakan oleh Prof. Abdullah Syah ketua umum MUI Sumatera Utara, bahwa “manusia hari ini lapar. Yang lapar bukan hanya perutnya, tapi hati dan jiwanya juga lapar, sehingga tak kenal tempat lagi kalau hendak melakukan maksiat”.  
            Kalau perut lapar mungkin hanya dengan makan dan minum dapat teratasi. Tetapi jika hati dan jiwa yang lapar dengan apa mengobatinya???
            Ya, begitulah fenomena ummat hari ini, semakin jauh dari harapan, daerah yang mayoritas muslim, ternyata tidak dapat menjadi contoh masyarakat yang baik. Malah terkadang situasinya sangat kontras, bahwa di daerah yang minoritas beragamalah yang justru menerapkan ajaran orang-orang yang beragama. Kebersihan, kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab, budaya antri justru lebih diamalkan oleh Negara-negara yang tidak terlalu fanati dalam beragama.
            Sehingga boleh saja kalau saya berspekulasi melanjutkan statement Syekh Muhammad Rasyid Rida tadi : “ Di barat saya tidak melihat Muslim, tapi saya melihat Islam”. “Di Indonesia/(red. Medan) saya melihat muslim tapi saya tidak melihat Islam”.
            Untuk merubah situasi ini sangat sulit, tapi bukan tidak mungkin. Dengan menamkan dan menguatkan kembali nilai-nilai ajaran agama kepada anak-anak kita. Nilai-nilai  keIslaman bukan hanya diajarkan disekolah/Madrasah saja, atau hanya diajarkan di masjid saja. Tetapi bagaimana mereka mampu menerapkan didalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak generasi berikutnya dapat lebih baik dari kita hari ini.
Semoga.

Kamis, 24 Desember 2015

Maulid dan Natal Berdekatan: Memetik Hikmah Dari Heroik sejati




          

Ada hal unik yang terjadi di penghujung  tahun 2015 ini. Yaitu dua peringatan hari besar ummat Islam dan Kristiani beriringan tanggal perayaannya. Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada 24 Desember, hanya berbeda satu hari dengan hari kelahiran Isa Almasih atau natal yang di peringati setiap tanggal 25 Desember. Peristiwa semacam ini tentu sangat jarang dan langka terjadi.
Maulid merupakan peringatan atas kelahiran dan perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW yang biasa diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awwal.
Sedangkan Natal adalah perayaan Ummat Kristiani dalam mengenang kelahiran Isa Almasih yang di peringati setiap tanggal 25 Desember menurut penanggalan Masehi.
Hal ini tentu menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari kalangan akademisi dan kaum intlektual, sampai kepada kalangan masyarakat awam. Hal ini terbukti dari banyaknya tulisan dan komentar dari mereka-mereka yang terkenal sebagai tokoh masyarakat dan ramainya perbincangan di televisi. Dengan harapan momentum ini  dapat menjadikan toleransi antar ummat beragama di Indonesia bahkan dunia semakin membaik.
Kita tidak akan membicarakan bagaimana sejarah perjuangan Nabi Muhammad dalam menyiarkan agama Islam keseluruh penjuru dunia. Atau kehebatan perjuangan Nabi Isa yang begitu luar biasa. Kita juga tidak membicarakan kontoversi ucapan selamat natal atau selamat maulid. cukuplah kita menemukan jawabannya melalui fakta sejarah saja.
Yang penting bagi kita adalah, bagaimana bisa meniru sisi heroik dari kedua tokoh diatas yakni Nabi Muhammad dan Isa Almasih. Mereka dikenang hingga ribuan tahun karena perjuangan dan pengorbanan mereka yang luar biasa.  Ya, begitulah jika kita ingin dikenang maka paling tidak kita harus punya karya nyata yang pernah kita sumbangkan. Atau banyak kebaikan yang kita lakukan.
Itulah mengapa Michael H. Hart dalam bukunya “The 100, a Ranking of the Most Influential Person in Histori” (Seratus Tokoh Paling Berpangaruh Dalam Sejarah) memposisikan Nabi Muhammad pada ranking pertama, Isaac Newton pada posisi kedua, dan Nabi Isa pada posisi ketiga.
Terlepas dari banyak orang yang tidak sepakat dengan urutan ini, tapi yang jelas bahwa Nabi Muhammad merupakan tokoh yang paling berpengaruh didunia. Dialah manusia yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Dia berasal dari keluarga yang sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu agama terbesar didunia, Islam.  dan pada saat yang sama beliau juga seorang pemimpin tulen dan efektif. Kini empat belas abad sudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
 Isaac Newton adalah ilmuan paling besar dan paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia. Penemu hukum F = m.a (red. percepatan gerak sebuah benda berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan massa). Satu rumus ini saja mengandung multi tafsir dari berbagai disiplin ilmu. Misalnya dalam ilmu psikologi mengatakan bahwa manusia cenderung untuk tetap diam bila berada pada zona nyaman. Maka diperlukan gaya eksternal untuk membuat orang itu mau bergerak dengan percepatan tertentu. Begitu pula persamaan ini sering dipakai dalam konsep  organisasi yang sering dikumandangkan bahwa “ kendati massa kecil, tetapi bisa melakukan aksi yang progresif, maka bukan tidak mungkin akan menghasilkan daya ledak yang besar”.
Sudah lah , itu hanya filosofi dari hukum newton saja.
Sementara itu pengaruh Nabi Isa terhadap sejarah kemanusian begitu jelas dan begitu besar. Nabi Isa meletakkan dasar-dasar pokok gagasan etika kekristenan termasuk pandangan spiritual. Dalam perjalanan waktu agama ini sudah memperoleh pemeluk lebih besar dari agama lain manapun juga. Rasanya tak ada lagi yang mempermasalahkan perjuangan Nabi isa.
Pesan yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah bahwa jika kita ingin dikenang sepanjang masa sebagai pahlawan yang berpengaruh. Maka harus ada karya atau kebaikan yang kita tinggalkan. So, momentum dua hari berturut-turut ini kita jadikan ajang untuk mengenang kembali perjuangan orang-orang sebelum kita. Terutama perjuanan Nabi Muhammad bagi ummat Muslim, dan Isa Almasih bagi ummat Kristen. Semoga kita bisa menjadi orang yang berkarya dan akan dikenang selamanya. Aamiin