Ahlan wa sahlan wa marhaban
Raja Salman,
Penguasa dua kota suci Mekkah dan Madinah akhirnya tiba di Indonesia siang ini.
Rencananya beliau dan 1500 delegasi lainnya akan berada di bumi pertiwi selama
Sembilan hari kedepan. 3 hari akan dihabiskan untuk urusan diplomasi di
Jakarta, sedangkan sisanya akan mereka gunakan untuk berlibur di Bali. Dalam
lawatannya ini, Raja Salman juga membawa 10 orang Menteri dan 25 pangeran yang
sempat viral di media sosial.
Jauh sebelumnya,
pemerintah sibuk menyiapkan pengamanan dan berbagai fasilitas mewah untuk
menyambut kedatangan raja Arab itu, beragam respon yang muncul. Ada yang
menilai bahwa sambutan yang dilakukan oleh pemerintah terkesan berlebihan, ada
juga yang menganggap memang sudah seharusnya menyambut tamu Negara seperti itu.
Semalam, dilakukan wawancara oleh salah satu stasiun televisi swasta beberapa
warga Jakarta ada juga yang tidak tau perihal kedatangan Raja Salman.
Paling tidak ada
tiga agenda yang akan dilakukan dari kunjungan Raja Salman. Pertama, menjalin
kerjasama bilateral pada sektor perdagangan dan investasi. Kabarnya sekitar 300
T yang akan di investasikan di Indonesia. Kedua, masalah perlindungan TKI juga
akan menjadi fokus pembicaraan. Terakhir, penambahan kuota haji bagi Indonesia
yang merupakan Negara berpenduduk muslim terbesar didunia yang menurut data
terakhir bahwa waiting list (daftar tunggu) haji nya sampai 17 tahun.
Saya tidak akan
mengupas lebih dalam lagi perihal kedatangan Raja Salman. Biarlah itu menjadi
urusan orang-orang yang mempunyai kapasitas lebih. Tetapi saya mau kita
menangkap sedikit hikmah atau katakanlah semacam ibrah dari kunjungan
Raja Tersebut.
Bagi saya hanya
satu, Raja Salman merupakan simbol penguasa Negeri Muslim yang kaya raya. Hal itu
juga telah mendapat pengakuan oleh para pemimpin dunia lainnya. Seperti yang
dilansir oleh Forbes total kekayaan Raja Salman adalah US$ 18 miliar
atau setara dengan Rp 240 triliun. Luar
biasa bukan?. Selain kaya, Raja Salman juga gemar menghibahkan kekayaannya
untuk urusan amal.
Ditengah kesenjangan ekonomi yang hari ini kian nyata, ummat Islam
Indonesia perlu berkaca dari kemakmuran Negara Arab Saudi. Ya, kita perlu dan
harus menguasai posisi strategis di pemerintahan, begitu juga dengan penguasaan
di bidang ekonomi. Kalau mau maju, kalu tidak, silahkan lah berleha-leha dengan
meng up date status yang gak penting di berbagai media sosial yang kita
punya. Saat ini, semangat bekerja keras dan berkarya kita, terutama generasi
Muslim sangat kurang. Liahat saja fakta dilapangan.
Sepertinya kita
lupa bahwa Nabi Muhammad Saw yang kita sebut setiap kali shalat adalah penguasa
yang kaya raya. Ketika usia Muhammad 25 Tahun ia sudah mampu memiliki 40 unta
dan 80 kuda. Lalu ia pinang Khadijah seorang janda sekaligus bisnis women
dengan 20 ekor unta terbaik. Sehebat-hebat kendaraan waktu itu adalah unta.
Mungkin, sekarang harga pinangan itu setara dengan mobil Alphard atau Ferari.
Baca lagi sejarah.
Saya tidak ingin
mengajarkan kita untuk terlalu cinta pada dunia. Tetapi kerja keras dan
semangat berkarya itu penting dan memposisikan zuhud secara proporsional.
Semoga kunjungan Raja Salman ini menyadarkan kita betapa pentingnya
sektor ekonomi dan kekuasaan pemerintahan yang harus kita rebut dan kuasai.