Selasa, 21 Juni 2016

DIBALIK AL-QURAN





Malam ini adalah malam ke-17 Ramadan 1437 H, adalah bohong jika kita mengatakan “Wah, tidak terasa ya, sudah malam ke 17. Sesuatu (baca: dengan nada Syahrini)… heheh”. Yang benar adalah Ramadan ini terasa begitu cepat. Tentu semua kita pasti merasakannya, terasa cepat bagi orang-orang yang tetap produktif selama Ramadan, tetapi terasa begitu lama bagi orang-orang yang pasif dan tidak melakukan apa-apa.

Kita tidak sedang mempersoalkan cepat atau lambat, yang paling penting adalah peristiwa yang terjadi pada saat malam 17 Ramadan. Ya, Nuzul Quran.

Memang ada perbedaan dikalangan para ulama tentang kapan sebenarnya Alquran itu diturunkan, ada yang mengatakan tanggal 17 24 dan 27. Semuanya pasti punya dalil, dan saya tidak akan mau berdebat soal itu, karena ada hal yang lebih penting untuk kita  kaji daripada sibuk berdebat.

Ternyata mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair sudah tiga kali mengkhatamkan Alquran, padahal dia bukan seorang muslim. Ketika ditanya, mengapa anda membaca Alquran, padahal anda bukan seorang muslim?. Dia menjawab “Saya percaya ketika saya sedang dalam masa yang sulit maka Alquran menjadi sumber inspirasi dan jalan keluar atas masalah yang sedang saya hadapi”.

Cerita kedua datang dari Chelsea Clinton anak dari Bill Clinton, sampai sekarang belum ada data yang mengatakan bahwa dia adalah seorang muslim, tetapi dapat dipastikan, kemana saja dia pergi. Didalam tasnya pasti ada Alquran. Ketika ditanya, mengapa? Dia menjawab “Saya percaya bahwa kemana saja saya pergi saya pasti aman dan selamat selama saya membawa Alquran”.

Kisah selanjutnya sungguh sangat dramatis, Lauren Booth adik ipar Tony Blair (Mantan PM Inggris), Pernah membuat statement bahwa agama Islam adalah agama teroris. Lalu di nasehati oleh Tony Blair, “ kamu tidak boleh mengklaim suatu agama sebelum kamu membaca kitab sucinya”. Kemudian Tony memberikan Alquran supaya dibaca kepada adik iparnya itu. Karena merasa penasaran maka ia coba membaca Alquran sampai habis. Ternyata tidak ditemukan satu ayat pun yang menyatakan bahwa agama Islam sarat dengan kekerasan apalagi  agama Teroris. Karena penasaran, dan mungkin ia merasa kurang teliti membca Alquran, maka ia baca untuk  kedua kalinya. Ternyata dia semakin penasaran dan mulai tertarik dengan keindahan sastra Alquran. Maka ia pun membaca untuk yang ketiga kalinya, tetapi belum sempat selesai, kira-kira 1/3 yang ia baca, Ia sudah menyipulkan bahwa agama Islam adalah agama yang damai. Dan ajaibnya dia masuk Islam.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa, orang-orang diluaran sana ternyata diam-diam tertarik meneliti Alquran dan gemar membacanya. Tony Blair yang bukan muslim sudah tiga kali khatam. Kita berapa kali suda khatam?. Chelsea Clinton kemana saja pergi selau membawa Alquran didalam tasnya, kita?, apa yang ada di dalam tas kita kalau pergi? Hand phone Android, make up, bedak, lip stick???.

Sekarang ini, justru di dunia Barat lah yang banyak meneliti dan mengamalkan isi Alquran, sementara kondisi terbalik justru terjadi di Negara-negara Mayoritas Muslim. Sebut saja Negara kita. Dahulu, ketika maghrib ramai anak-anak mengaji ke surau-surau. Sekarang kemana mereka pergi?, diam dirumah menonton acara TV yang kurang mendidik atau berkumpul di warnet bermain game online?. Dahulu, ramai anak-anak kemesjid shalat berjama’ah, walau hanya sekedar membuat bising, tapi pemandangan itu sudah tidak tampak lagi hari ini.  Kalau ini terus kita biarkan, maka ketinggian dan kebesaran agama Islam dengan sendirinya akan hancur.

So, mari kita mulai dari kecintaan kita kepada kitab suci Alqur’an, kita baca dan pahami maknnya serta amalkan isi ajarannya. Imam Syafi’i sanggup mengkhatamkan Alquran 60 kali selama bulan Ramadan, berarti 2 kali khatam dalam sehari. Tentu kita tidak selevel dengan imam Syafi’i, tapi pinomat (kata orang Mandailing) kita khatamkanlah Alquran  minimal sekali selama ramadhan ini. Mumpung masih pertengahan ramadhan, masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan kita.

Semoga