Malam
ini adalah malam ke-17 Ramadan 1437 H, adalah bohong jika kita mengatakan “Wah, tidak terasa ya, sudah malam ke 17.
Sesuatu (baca: dengan nada Syahrini)…
heheh”. Yang benar adalah Ramadan ini terasa begitu cepat. Tentu semua kita
pasti merasakannya, terasa cepat bagi orang-orang yang tetap produktif selama
Ramadan, tetapi terasa begitu lama bagi orang-orang yang pasif dan tidak
melakukan apa-apa.
Kita
tidak sedang mempersoalkan cepat atau lambat, yang paling penting adalah peristiwa
yang terjadi pada saat malam 17 Ramadan. Ya, Nuzul Quran.
Memang
ada perbedaan dikalangan para ulama tentang kapan sebenarnya Alquran itu
diturunkan, ada yang mengatakan tanggal 17 24 dan 27. Semuanya pasti punya
dalil, dan saya tidak akan mau berdebat soal itu, karena ada hal yang lebih
penting untuk kita kaji daripada sibuk berdebat.
Ternyata
mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair sudah tiga kali mengkhatamkan
Alquran, padahal dia bukan seorang muslim. Ketika ditanya, mengapa anda membaca
Alquran, padahal anda bukan seorang muslim?. Dia menjawab “Saya percaya ketika saya sedang dalam masa yang sulit maka Alquran
menjadi sumber inspirasi dan jalan keluar atas masalah yang sedang saya hadapi”.
Cerita
kedua datang dari Chelsea Clinton anak dari Bill Clinton, sampai sekarang belum
ada data yang mengatakan bahwa dia adalah seorang muslim, tetapi dapat
dipastikan, kemana saja dia pergi. Didalam tasnya pasti ada Alquran. Ketika
ditanya, mengapa? Dia menjawab “Saya
percaya bahwa kemana saja saya pergi saya pasti aman dan selamat selama saya
membawa Alquran”.
Kisah
selanjutnya sungguh sangat dramatis, Lauren Booth adik ipar Tony Blair (Mantan
PM Inggris), Pernah membuat statement
bahwa agama Islam adalah agama teroris. Lalu di nasehati oleh Tony Blair, “ kamu tidak boleh mengklaim suatu agama
sebelum kamu membaca kitab sucinya”. Kemudian Tony memberikan Alquran
supaya dibaca kepada adik iparnya itu. Karena merasa penasaran maka ia coba
membaca Alquran sampai habis. Ternyata tidak ditemukan satu ayat pun yang
menyatakan bahwa agama Islam sarat dengan kekerasan apalagi agama Teroris. Karena penasaran, dan mungkin
ia merasa kurang teliti membca Alquran, maka ia baca untuk kedua kalinya. Ternyata dia semakin penasaran
dan mulai tertarik dengan keindahan sastra Alquran. Maka ia pun membaca untuk
yang ketiga kalinya, tetapi belum sempat selesai, kira-kira 1/3 yang ia baca,
Ia sudah menyipulkan bahwa agama Islam adalah agama yang damai. Dan ajaibnya
dia masuk Islam.
Saya
hanya ingin mengatakan bahwa, orang-orang diluaran sana ternyata diam-diam
tertarik meneliti Alquran dan gemar membacanya. Tony Blair yang bukan muslim
sudah tiga kali khatam. Kita berapa kali suda khatam?. Chelsea Clinton kemana
saja pergi selau membawa Alquran didalam tasnya, kita?, apa yang ada di dalam
tas kita kalau pergi? Hand phone Android, make
up, bedak, lip stick???.
Sekarang
ini, justru di dunia Barat lah yang banyak meneliti dan mengamalkan isi
Alquran, sementara kondisi terbalik justru terjadi di Negara-negara Mayoritas
Muslim. Sebut saja Negara kita. Dahulu, ketika maghrib ramai anak-anak mengaji
ke surau-surau. Sekarang kemana mereka pergi?, diam dirumah menonton acara TV yang
kurang mendidik atau berkumpul di warnet bermain game online?. Dahulu, ramai anak-anak kemesjid shalat berjama’ah, walau
hanya sekedar membuat bising, tapi pemandangan itu sudah tidak tampak lagi hari
ini. Kalau ini terus kita biarkan, maka
ketinggian dan kebesaran agama Islam dengan sendirinya akan hancur.
So,
mari kita mulai dari kecintaan kita kepada kitab suci Alqur’an, kita baca dan
pahami maknnya serta amalkan isi ajarannya. Imam Syafi’i sanggup mengkhatamkan
Alquran 60 kali selama bulan Ramadan, berarti 2 kali khatam dalam sehari. Tentu
kita tidak selevel dengan imam Syafi’i, tapi pinomat (kata orang Mandailing)
kita khatamkanlah Alquran minimal sekali
selama ramadhan ini. Mumpung masih pertengahan ramadhan, masih ada waktu untuk
mengejar ketertinggalan kita.
Semoga