Selasa, 22 Maret 2016

Mutiara Hikmah Sang Profesor




MUTIARA HIKMAH SANG PROFESOR

            Tulisan ini akan mengupas sedikit kenangan ucapan penuh  hikmah dan semua prihal Alm. Prof. Dr. Nur Ahmad Fadil Lubis, MA. Meskipun telah banyak yang menuturkannya, tetapi tidaklah salah untuk diungkap kembali. Saya coba mengambil referensi dari mengingat-ingat kembali beberapa perkataan kolega maupun yang pernah terucap oleh beliau  dibeberapa forum-forum ilmiah yang pernah saya ikuti
.
            Berawal dari desa kemudian pindah kekota lalu melanglang buana melanjutkan studi ke berbagai benua dan menyebarluaskan ilmunya, menjadi bukti bahwa beliau adalah sosok akademisi yang tangguh. Beliau adalah dosen tamu Visiting Profesor diberbagai universitas dalam dan luar negeri.  Dikenal tidak hanya pada kancah nasional tetapi disegani pada level internasional.

            Sosoknya yang santun dan berwawasan luas membuat semua orang kagum dengan kepribadiannya. Seberapa sering mahasiswa demo berapi-api didepan biro rektor, dengan santai belaiau turun dan menanggapi berbagai keluhan mahasiswa dengan bahasa yang sangat santun dan persuasif, hampir setiap demo yang berkecamuk, selalu berakhir dengan happy ending melalui solusi jitu yang beiau tawarkan. Dengan penuh hormat dan  rasa segan bercampur malu para pendemo satu persatu menyalami beliau dan bubar dengan sendirinya.

            Kalau marah, beliu sampaikan lewat sindiran, sehingga yang bersangkutan saja yang tau bahwa beliau sedang marah. “Suatu ketika pada forum ilmiah Muzakarah di MUI Sumatera Utara, ada peserta diskusi yang menaggapi materi beliau dengan sombong dan mengatakan Demokrasi produksi barat yang liberal. kebetulan waktu itu materi demokrasi. Beliau hanya menanggapi:
  ‘ada orang yang tidak suka demokrasi tetapi terpaksa ikut, karna tak punya pilihan. Ya, ngak apa-apa’.
Begitu juga ketika debat calon rektor 3 tahun yang lalau. Beliau menyampaikan untuk bisa kuliah keluar negeri harus mempunyai kualifikasi bahasa inggris yang baik, 

‘Saya sering menginterview dan merekomendasi mahasiswa USU dan Nomensen yang berangkat keluar negeri’.

Ada peserta yang mengacungkan tangan dengan sombongnya berkata:

 ‘kapan bapak mengutus mahasiswa sendiri’.

Dengan santun dan santai beliau tanggapi: ‘yang saya berangkatkan yang punya kualifikasi, jika anda punya kemampuan bahasa inggris yang baik datang keruangan saya bicara dengan bahasa inggris  akan saya rekomendasikan hari ini juga’.

Peserta debat terdiam lalu disambut dengan suara riuh tepuk tangan.

Demikian juga, ketika menaggapi pendapat yang kurang masuk akal, beliau jawab dengan santun dan sangat logis. Masih dalam forum debat calon rektor, ketika itu salah satu kandidiat, menyampaikan visi misi ingin memajukan IAIN menjadi kampus nomor satu didunia. Beliau hanya menanggapi: ‘Saya adalah alumni salah satu kampus terbaik didunia. Saya paham betul kualifikasi untuk dapat menjadi kampus terbaik didunia. Oleh karena itu jika saya terpilih saya akan bawa IAIN setara pada level Asia Tenggara saja’.

Sayang, belum terwujud cita-cita mulia beliau. Beliau telah mendahului kita.
Satu kali, dalam acara pembukan Book Fair dikampus, beliau menyampaikan sambutan: ‘ kalau saya pulang dari luar kota atau  luar negeri, oleh-oleh saya adalah buku, kebanyakan kita membawa souvenir dan kuliner. Ini adalah culture/ budaya yang harus berubah’.

  Kebiasaan membaca yang membuat beliau selalu sehat dan segar. Bahkan pada hari-hari sebelum meninggalnya, beliau masih konsisten membaca beberapa buku. Ini menunjukkan beta beliau adalah akademisi sejati. Beliau kaya akan data dan fakta, ketika berbicara selalu ilmiah termasuk dalam menyampaikan humor-humor segarnya yang membuat orang banyak tertawa. Gelarnya “ Tuan Guru yang terhormat dan amat terpelajar” itu pantas baginya, tidak usah perselisihkan lagi.

Rasanya masih terlalu banyak mutiara hikmah yang bisa digali lebih dalam, tidak akan cukup waktu sehari untuk menceritakannya. Mudah-mudahan ada orang kreatif yang dapat menuangkannya dalam bentuk buku sehingga hikmah ini dapat bermanfaat lebih luas.

Selamat jalan pak Profesor, kami yakin engkau orang baik dan akan mendapatkan tempat yang baik pula. Aamin