Senin, 08 Februari 2016

MENGURANGI SIFAT MENGELUH


إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا   إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا   وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا   إِلَّا الْمُصَلِّينَ   الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ


Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya. (QS. AL-Ma’aarij: 19-23)

“Waduh … Hujan aja seharian ini, jadi gak bisa kemana-mana, padahal lagi libur”. 

Begitulah ungkapan dengan nada mengrutu  yang saya dengar tadi, memang sejak kemarin cuaca kurang bersahabat karena lagi musim hujan. Dari pagi sampai malam titik-titik air tak berhenti turun dari langit menyebarkan rahmatNya ke bumi. Akibatnya banyak agenda orang-orang yang ingin  berlibur jadi terhambat, deretan sepada motor parkir mendadak berjejer di pinggiran depan toko menanti hujan reda, terliha banyak diantara mereka pasangan pemuda dan  remaja belia. Dari aromanya mereka ingin berlibur, atau sekedar mengunjungi tempat wisata dan deretan tempat keramaian lainnya. 

Mengapa manusia mengeluh?. Saya kira karena tidak adanya kesesuaian antara harapan dan kenyataan yang mereka terima.  Mengeluh adalah ungkapan kekecewaan terhadap kenyatan yang tidak sesuai dengan harapan dan ini adalah sifat alamiah manusia sejak dahulu.

Ternyata kegalauan manusia ini lebih dulu dikaji Allah dalam firmaannya QS. AL-Ma’aarij:19-20. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah”. Kalau lagi cuaca panas mengeluh kapan datang hujan, sedang hujan, mengeluh kapan reda. Jadi mahasiswa semester pertama mengeluh dengan banyaknya tugas-tugas, sudah smester akhir mengeluh dengan rumitnya menyusun skripsi. Sedang jadi mahasiswa mengeluh dengan banyaknya tuntutan akademik, seteleh lulus mengeluh karena susah mencari kerja. Masih lajang mengeluh pingin dapat pendamping hidup, sudah menikah mengeluh karena harus kerja berat mencari nafkah. Belum punya keturunan, mengeluh ingin cepat diberi keturunan, sudah ada anak, mengeluh karena susah mendidiknya. Dan seterusnya.

Jika kita memilih untuk mengeluh, maka kita hanya akan memperparah keadaan. Mengeluh sama sekali tidak akan memperbaiki keadan, pun tidak akan menyelesaikan masalah. Mengeluh hanya menghasilkan energi negatif, berupa sifat marah dan putus asa.  Mengeluh juga tanda bahwa kita tidak bersyukur. Dan kalau itu terjadi pasti tidak akan ada tambahan nikmat yang kita peroleh. Sebab nikmat akan ditambah kepada orang yang bersyukur. Mengeluh juga tanda kita tidak sabar. Tidak bersabar berarti pertanda kita jauh dari Tuhan. Orang yang jauh dari Tuhan maka otomatis pertolonganNya juga akan jauh. Dan kalau sudah demikian maka akan bertambah kacaulah hidup kita.

Ternyata mengeluh itu berbahaya!.

 Ada tips sederhana agar kita tidak mudah mengeluh, lanjutan Firman Allah diatas menjelaskan “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya”.

Menurut Ibn Mas’ud maksud dari ayat ini adalah: mereka yang senantiasa memelihara waktu dan semua kewajiban shalat. Sedangkan menurut ‘Uqbah bin Amr yang dimaksud dengan tetap didalam shalatnya adalah orang-orang yang tenang dan khusyu’ ketika shalat.

Silahkan di coba, InsyaAllah.
Semoga.