Selasa, 02 Mei 2017

Pertimbangan Calon Menantu


Pertimbangan Calon Mentu

Beberapa waktu yang lalu sorang lelaki yang sudah berusia senja datang kepada ku, kutaksir umurnya dipenghujung enam puluhan. Setelah banyak berdiskusi panjang lebar kesana kemari, akhirnya dia bertanya kepadaku. "Sudah menikah?". Kujawab, "belum". "Berapa umur?". Tanyanya lagi, "23". Kujawab singkat. "Cepat-cepat lah, menyesal nanti". Katanya lagi. Sambil senyum-senyum, aku mengangguk tak menjawab lagi. Aku yakin lelaki tua itu belum puas dengan jawaban isyarat yang kuberikan.

Karena jawabanku "gantung", maka cerita kami bertambah panjang. Bapak tersebut mengaku bahwa dia akan segera menikahkan putranya yang umurnya kira-kira sepantaran denganku. Dia meminta pendapat tentang bagaimana kriteria calon menantu yang ideal. Awalnya aku basa-basi tak menjawab langsung dengan dalih aku belum berpengalaman. Tapi setidaknya menurut hadis yang pernah kubaca, Islam mempunyai kriteria yang jelas dalam menentukan calon menantu yaitu: karena cantiknya, kayanya, keturunannya, agamanya. Pungkasku dengan singkat. Sambil tersenyum bapak tersebut serius mendengarkan penjelasanku. Kuduga bapak tersebut puas dengan penyampaianku. Tapi aku tidak melanjutkannya lagi.

Menurut bapak cemana?, sambungku. "Yang penting dia taat beragama dan bisa baca Alquran". Katanya sambil menjelaskan panjang lebar argumentasinya. Tak lama setelah jawaban ini kami pun berpisah dan menyudahi pembicaraan.

Adalah patut disyukuri, bahwa kita masih sering mendengar orang tua yang mempersyaratkan kemampuan membaca Alquran ketika mempertimbangkan calon menantunya.