Selasa, 08 Maret 2016

APA KABAR SHALAT GERHANA?




Pertama saya ingin ucapkan selamat kepada kita yang telah melaksanakan shalat sunnah kusuf/gerhana matahari. Apresiasi ini sungguh sangat berharga terlebih jika Allah langsung yang memberikan ganjaran pahala dan keberkahan bagi yang melaksanakannya. Oleh karena ini merupakan hal yang jarang terjadi, baru sekali ini sejak 19 Juni 1983 yang lalu. Kepada yang belum melaksanakan saya berdoa semoga Allah memanjangkan umur kita hingga bisa bertemu dan melaksnakaan shalat gerhana di masa mendatang.


Tulisan ini tidak akan membahas tentang defenisi gerhana matahari dan proses terjadinya. Cukuplah kita baca di buku IPA kelas 5 SD dahulu, atau praktisnya silahkan searching google akan muncul penjelasan ilmiah mengenai sebab terjadinya gerhana. Tulisan in juga tidak akan menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan shalat gerhana. Di buku fiqh dan kitab-kitab hadis sudah cukup dijelaskan mendetail.  Hanya saja, yang menjedi esensinya adalah bagaimana implementasinya?


Masih menjadi sebuah pertanyaan besar, berapa banyak presentase orang yang melaksanakan shalat gerhana daripada yang bereforia menyaksikan saat-saat munculnya fenomena langka ini?.   Sepertinya tuntunan untuk melaksanakan shalat kusuf , malah dijadikan sekedar tontonan saja. Hal ini tentu sangat beralasan. Kita bisa lihat sendiri, mana lebih banyak orang yang berkumpul di masjid pada saat gerhana daripada berkumpul dilapangan terbuka?, atau mana lebih banyak orang yang menyaksikan  secara live di TV dari pada kemesjid untuk melaksanakan shalat?. Sudah lah, tak usah dijawab.

Sebenarnaya himbauan telah jauh-jauh hari disampaikan oleh Majelis Ulama atau kantor kementrian Agama untuk melaksanakan shalat sunnah kusuf, hanya saja mungkin himbauan tersebut masih kalah publikasi di media massa. Mungkin kedepan ulama dan pemerintah yang mempunyai otoritas lebih progresif dalam mensosialisasikan shalat gerhana kepada masyarakat. Bila perlu buat surat edaran ke setiap masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Para ustadz semestinya menjelaskan tatacara pelaksanaan shalat ini pada setiap pengajian, bila perlu khususkan dalam materi khutbah jum’at. Sehingga masyarakat menyadari, paham dan mau melaksanakannya.


Sebenarnya pristiwa hari ini bisa menambah keimanan kita.  matahari bulan dan bumi hari ini menunjukkan kepatuhannya terhadap perintah Allah. Andaikan Allah mau, bisa saja Gerhana sepanjang hari, bumi ini akan gelap tidak ada kehidupan. itu hanya perkara kecil bagi Allah. Tapi gerhana hanya lebih kurang 3 menit saja untuk menunjukkan keMaha kuasaanNya. Dalam rangka mensyukuri nikmat tersebut maka kita di anjurkan untuk melaksanakan shalat, memperbanyak zikir dan taubat.


“Ah… tapi itu kan sunnah, orang sekarang shalat yang wajib saja ditinggalkan, apa lagi yang sunnah?”.


Inilah mental sebahagian muslim yang terdengar pagi subuh tadi. Menyebabkan masjid sepi dari pelaksanaan Shalat sunnah gerhana.