Senin, 30 November 2015

MENCARI INSPIRASI SEJATI




            Inspirasi atau ilham adalah kondisi yang secara istimewa mendatangkan berbagai bentuk kegiatan kreatif manusia. Ini dikarenakan manusia mengalami suatu penerang dalam pikirannya. Pikiran yang diterangi ini mendorong orang yang bersangkutan menghasilkan banyak karya kreatif. Berkat kekuatan atau dorongan inspirasi itu seseorang menjadi mampu memusatkan seluruh kekuatan rohaninya pada apa yang ia kerjakan. Pemusatan perhatian yang begitu besar pada apa yang dikerjakannya menjadikan ia produktif. Inspirasi juga kadang-kadang dapat dipahami sebagai campur tangan ilahi atau pengaruh dari yang maha mengetahui. Singkatnya inspirasi adalah percikan ide-ide kreatif sebagai akibat dari proses pengembangan diri.
            Inspirasi  merupakan jawaban dari semua pertanyaan, ide yang menghasilkan sebuah karya besar, akal untuk menyelesaikan setiap masalah, ilham yang menghasilkan sesuatu yang baru. Kalau kita bisa mengelola ini dengan baik, maka banyak hal besar yang bisa kita lakukan. Berapa banyak orang yang sukses di dunia ini berawal dari inspirasi. Begitu ia datang jangan sia-siakan. Segera follow up dan aktualisasikan dengan baik.
            Lalu dimana inspirasi itu berada ? bagaimana kita memperolehnya?

            Santai
            Inspirasi selalu datang ketika kita dalam keadaan santai atau  relax. Inspirasi tidak akan datang ketika kita terburu-buru. Bersantai sangat diperlukan untuk mendapat pikiran yang jernih dan bebas dari ketegangan fisik, santai juga diperlukan untuk konsentrasi dan focus, untuk mendinginkan dan membantu kembali keadaan fisik yang seimbang. Menyisihkan waktu selama dua puluh menit sudah cukup untuk mengembalikan pikiran dan fisik agar tetap santai. Tidak boleh juga terlalu santai dalam hidup ini, maka kita akan ketinggalan dari orang lain.  Cobalah untuk santai sejenak maka inspirasi akan muncul dengan sendirinya. 

            Berdialog dengan diri sendiri
            Melakukan dialog dengan diri adalah tehnik yang dapat mengubah pikiran bawah sadar dan membawa diri menjadi seperti yang anda ucapkan terhadap diri anda. Anda dapat mengubah sikap dan kemampuan dengan cara menerapkan naskah dialog diri sendiri. Anda dapat melakukannya ketika bangun pagi, beristrahat, pulang kerja dan sebelum tidur. Berkonsultasi dengan diri sendiri juga dapat memancing timbulnya inspirasi. Pikirkan dan katakanalah selalu hal-hal yang positif kepada diri anda.

Berkomunikasi/sosialisasi
            Tidak ada orang yang bisa hidup sendirian di bumi ini, semua pasti memerlukan orang lain sebagai tempat bertukar pikiran. Inspirasi akan muncul setelah anda melakukan loby-loby dengan orang lain, banyak pengalaman dan wawasan baru yang kita terima setelah berinteraksi dengan orang lain. Lakukan komunikasi yang baik dengan lawan bicara kita, bertanya hal-hal yang penting  sesuai yang kita butuhkan. Ingat, catat dan terapkan mana yang bisa dijadikan sebagi Inspirasi.
            Mencatat
            Keterbatasan ingatan seseorang mengharuskan ia untuk mencatat semua hal-hal penting. Agar jika dikemudian hari kita gampang menemukannya. Saya pernah dengar seorang Profesor berkata soal ini, “karakteristik mahasiswa itu kemana-mana membawa pena dan kertas kecil”. Bukan mahasiswa yang tidak membawa pena  dan tidak punya catatan. Tentu bukan hanya mahasiswa, setiap kita juga. Ispirasi akan datang ketika kita mencatat. Maka jangan tunggu inspirasi dulu baru mulai menulis, tapi menulislah dahulu maka inspirasi akan datang.  Catatan adalah keniscayaan bagi penuntut ilmu. Kita mendengar ada cerita tentang banyaknya catatan para cendikiawan terhadap apapun yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Dan itu sangat berguna dan menginspirasi bagi yang membacanya. Pendeknya mencatat akan melahirkan ispirasi baru dan abadi.

            Berdoa
            Ketika manusia lagi buntu, maka tidak ada jalan lain baginya untuk mendapatkan inspirasi kecuali berdoa kepada yang maha kuasa. Karena dari sanalah sumber dari segala sumber. Maka ada korelasi yang signifikan antara kedekatan spiritual dengan hadirnya inspirasi dalam diri seseorang. Semakin dekat hamba dengan Tuhan, maka semakin banyak inspirasi yang ia dapatkan.  Doa merupakan gerbang kesuksesan dan kebahagiaan. Jadi doa adalah sebuah pengharapan yang selalu memberikan inspirasi kepada kita bahwa semua doa yang dipanjatkan dan diyakini dengan sungguh-sungguh akan dikabulkan.
            Selamat mencari inspirasi sejati, mudah-mudahan kita bisa menjadi orang yang selalu menginspirasi bagi lainnya.
Semoga
           

Minggu, 29 November 2015

PEMIMPIN HEBAT DAN 50 RAKAAT





Masih soal pemimpin, mudah-mudaha ini menjadi tips atau barangkali wejangan dan sedikit bekal bagi mereka yang sedang berebut menggapainya..
Seminggu setelah terkuaknya kasus korupsi dana bansos yang menyeret sejumlah nama elit politik di jajaran pemerintah Provinsi Sumatera Utara, saya berdiskusi dengan salah seorang tokoh sepuh yang cukup berpengaruh dan berpengalaman. Banyak yang tidak menyangka. Tetapi banyak pula yang sudah menduga bahwa kasus ini pasti akan terbongkar. Entah lah…beragam persepsi masyarakat muncul ketika itu. Beragam caci maki yang tersampaikan dengan nada penuh penyesalan. Dari hasil diskusi tersebut saya simpulkan  bahwa betapa pentingnya  benteng diri pada setiap orang, apalagi bagi mereka yang ingin dan sedang menjadi pemimpin.
Beragam godaan dan tantangan orang ketika hidup didunia ini, semakin tinggi kedudukan/jabatan seseorang maka semakin besar pula cobaan yang diterimanya tak terkecuali seorang pemimpin. Kalau kita mau ibaratkan seperti sebuah pohon kayu, maka pohon yang sering diterjang angin badai adalah pohon-pohon yang tinggi dan besar. Semantara pohon yang kecil tidak terlalu merasakan efek dari angina badai tersebut. Tapi yang jelas semua pohon, baik kecil maupun besar pasti selalu mendapatkan hembusan angin yang sesuai dengan tipologinya.
Baik lah, sekarang yang terpenting adalah pesan dari tokoh sepuh yang sudah saya singgung pada mukaddimah tadi, “kalau kalian mau jadi pemimpin hebat, maka seimbangkan antara dunia akhirat, caranya sholat jangan kurang dari 50 rakaat” . Demikian pesan singkat dari salah satu orang tua tokoh sepuh Sumatera Utara, bahasanya sederhan namun sarat dengan makna. Setelah selesai berdiskusi, saya terpikir dan coba mengevaluasi diri sambil menghitung-hitung nominal rakaat yang selama ini saya kerjakan. Kadang-kadang kalau lagi rajin biasa melebihi dari  standar minimal, tapi sering juga kurang dari standar tersebut. Yang jelas butuh konsistensi dalam merutinkan ritual tersebut.
Saya coba mencari korelasi antara pemimpin hebat dengan standar 50 rakaat yang harus dikerjakannya. Ternyata sederhana sekali saya temukan di dalam kitab suci Al-Qur’an surah Al- Ankabut: 45 (sesungguhnya shalat itu mencegah dari  perbuatan keji dan munkar). Ibnu Abbas menjelaskan “barang siapa yang shalatnya masih belum dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka tiada lain ia makin bertambah jauh dari Allah”. Pakar Tafsir Indonesia pak Quraisy Shihab menambahkan dalam tafsir Al Misbahnya “ shalat yang kita kerjakan dapat membentengi diri dari perbuatan keji seperti berzina, merampok, merugikan orang lain, berdusta, menipu dan segala perbuatan munkar yang mendapat celaan dari masyarakat”. Kalau begitu muncul pertanyaan bukankah para koruptor yang ditangkap itu orang yang melaksanakan shalat? Lalu mengapa mereka melakukan hal itu?. Syaikh Muhammad Al ‘Utsaimin rahimahulla mengatakan, “shalat bisa mecegah dari kemunkaran jika shalat tersebut dilakukan dalam bentuk sesempurna mungkin”.
Allah telah memberikan garansi kepada siapa saja yang melaksanak shalat maka akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar dengan syarat shalat yang ia kerjakan harus betul-betul khuyu’ dan dilaksanakn dengan ikhlas sesempurna mungkin. Ternyata inilah yang menjadi rahasia mengapa orang sering larut dalam dalam godaan syetan. Sahalat merupakan kunci utamanya. Kita harus akui bahwa jika ada orang yang rajin melaksanakan shalat tetapi masih gemar melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma, maka dipastikan ada sesuatu yang salah (something wrong) dalam shalatnya. Karena jaminan Allah itu pasti . bahwa siapa saja yang melaksanakan shalat dengan baik maka ia akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Dan Allah tidak pernah ingkar janji terhadap jaminan yang telah difirmankannya.
Saya tidak mau terlalu jauh menjelaskan tafsir ayat Al-Qur’an tersebut, Karena saya bukan ahlinya. Penjelasan lebih lanjut mengenai tafsir ayat diatas dapat anda baca sendiri dalam kitab-kitab tafsir. Tetapi yang jelas jika kita melaksanakan shalat wajib lima kali berarti jumblah nya 17 rakaat, ditambah shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, sebelum subuh 2 rakaat, sebelum zuhur 2 rakaat, setelah zuhur 2 rakaat, setelah ashar 2 rakaat, setelah magrib 2 rakaat, sebelum isya 2 rakaat, setelah isya 2 rakaat, shalat dhua 8 rakat, shalat tahajjud 8 rakaat dan shalat witir 3 rakaat, maka akumulasi dari semua itu berarti sama dengan 50 rakaat yang telah kita laksanakan. Itu belum ditambah lagi dengan shalat sunnah tahyatul masjid, shalat sunnah mutlaq, shalat awwabin, shalat hajat dan masih banyak shalat yang linnya.
Sebenarnya tidak terlalu susah untuk dapat mengerjakannya, hanya saja kita perlu konsisten dan sabar dalam melaksanakannya. Kalau ini bisa kita amalkan maka kita akan terpelihara dari segala bentuk kemaksiatan. Atau minimal ketika kita hampir terjerumus melakukan kemaksiatan, segera  Allah pasti akan memberikan dan menunjukkan jalan yang benar kepada kita. Tidak ada kesulitan dalam hidup ini, semua urusan akan dimudahkan, semua problem akan diberikan solusi olehNya.
 Akhirnya saya ucapkan selamat kepada anda yang telah mencapai standar dalam mengerjakan shalat 50 rakaat sehari semalam mudah mudahan bisa terus konsisten dalam mendirikannya. Dan mungkin andalah yang disebut sebagai pemimpin atau calon pemimpin hebat itu. Bagi yang belum, mulai saat ini marilah kita coba melatihnya pelan-pelan.
Semoga

Sabtu, 28 November 2015

PERAMPOK WAKTU




Umumnya orang-orang dari daratan Eropa sangat mengenal dan akrab dengan sebuah  ungkapan Klise “The Time is Money”. Ungkapan yang  pertama kali di populerkan oleh Benjamin Franklin tahun 1748 itu menjadi Selogan yang  menandakan bahwa betapa penting dan berharganya waktu. Sehingga setiap orang dituntut agar dapat menggunakan waktu seefektif dan seefesien mungkin.
Tetapi sebenarnya  jauh sebelum itu ungkapan imam syafi’i Rahimahulah yang  sangat masyhur dikalangan ummat Islam adalah “Al waqtu kassayif”. “Waktu itu ibarat pedang”, jika kamu tidak memotongnya  maka ia akan memotongmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan didalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan. Demikian nasehat Imam Syafi’i.
Dua pendapat diatas mengisyaratkan kepada kita bahwa waktu begitu berharga.
Namun demikian, acap kali waktu terbuang percuma tanpa arti dan makna, ini bisa saja terjadi pada setiap orang karena berbagai faktor. Faktor tersebut saya istilahkan dengan “Perampok Waktu”. Ya, terdengar seram dan aneh memang, tetapi nyata dan mungkin kita sendiri sering mengalaminya. Waktu sering terlupakan dan terkesan sia-sia karena Dia dirampok oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan berbagai macam modus. Ini dia pelakunya:
Penundaan
Menunda-nunda suatu pekerjaan adalah sifat yang cenderung  dimiliki setiap orang, jika diberikan  tugas dalam limit waktu tertentu, orang sering sepele dan mengatakan “nanti saja, kan masih lama lagi, masih ada waktu”. Tanpa disadari deadline nya pun tiba. Maka tugas tersebut terpaksa dan dipaksa harus diselesaikan. Hasilnya tentu kita sudah bisa menebak pasti tidak akan maksimal dan terkesan asal asal-an. Perilaku semacam ini sering terjadi di kalangan mahasiswa, sehingga Satuan Kredit Smester (SKS) sering dipelesetkan dengan  “Sistem Kebut Semalam”. Menunda hanya akan menurunkan produktivitas anda dalam bekerja. Faktornya adalah malas, terlalu lelah, banyak pikiran, menyepelekan pekerjaan dan lain sebagainya. Jika kebiasaan ini tidak segera diatasi maka kebiasaan ini akan membawa anda kedalam kehancuran diri. Tidak hanya itu, orang-orang disekitar anda akan mulai menjauh dari anda. Singkatnya Penundaan adalah pangkal dari kegagalan.
Handphone
Handphone juga menjadi salah satu perampok waktu anda. Rasanya tidak ada orang zaman sekarang  yang tidak mempunyai handphone. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa semua memiliki alat komunikasi ini. Seringkali waktu terbuang gara-gara menggunakan Smart Phone, mereka tahan ber jam jam, lupa makan, lupa ibadah dan kewajiban lainnya. Main game, internetan dan chating umumnya menyita waktu yang sangat lama. Jika digunakan waktu tersebut untuk hal-hal yang lebih produktif dan bisa mengembangkan diri, mengapa tidak?. Memang tidak ada salahnya menggunakan handphone, tapi menjadi sebuah kesalahan besar apabila kita menghabiskan waktu terlalu banyak dan dipergunakan untuk hal-hal yang ngak penting misalnya hanya untuk memperbaharui status dan memberi coment ngak penting pada media sosial yang ada.
Tamu tak diundang
Rencana kita sering gagal karena tiba-tiba tamu tak diundang datang. Parahnya lagi adalah kita tidak kuasa untuk menolaknya, ajakan teman untuk pergi nonton, main futsal, jalan-jalan ke tempat wisata dan lain sebagainya menjadikan kita lupa dan lari dari tugas pokok kita, seolah, kita lebih memilih kenikmatan sesaat daripada melaksanakan kewajiban kita. Ini sering terjadi pada anda?. Maka mulai sekarang anda harus punya skala prioritas. Dengan begitu apapun dan siapa pun yang mengajak anda, kalau itu keluar dari jalur rencana anda. Maka anda harus punya senjata untuk menolaknya.
Kurangnya Rencana Harian
Buatlah rencana harian, buat daftar tugas yang harus anda selesaikan untuk hari ini. Jika tidak maka kebingungan akan meliputi anda. Banyaknya waktu terbuang percuma, karena umumnya orang tidak mempunyai agenda harian, sehingga ia malas-malasan, atau sekalipun ia melakukan aktivitas, maka aktivitas tersebut tidak terarah  dan tidak produktif, karena terjadi spontan tanpa adanya perencanaan awal yang matang. Jadi siapkan selembar kertas sekarang dan tuliskan apa yang akan anda lakukan hari ini. Lalu kerjakan dengan baik.
Kebiasaan Hidup Yang Tidak Baik
Malas adalah lima huruf yang semestinya tidak ada dalam kamus hidup anda jika ingin waktu anda optimal. Bangun kesiangan, tidak disiplin, terlambat masuk kelas dan mencari cari alasan berbalut dusta adalah kebiasaan hidup yang tidak baik. Bayangkan seberapa banyak dan seberapa sering  waktu yang di pergunakan hanya untuk menyusun alasan demi mengapologi diri, ketika terlambat masuk perkuliahan misalnya ribuan alas an yang kita sampaikan untuk membela diri. Akan lebih berguna jika waktu itu digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat.  So, jauhi itu semua dan manfaatkan waktu anda untuk hal-hal yang positif.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam keadan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Serta saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”. Begitu pentingnya waktu sampai-sampai  banyak berfirman Allah  bersumpah atas nama  waktu. “Gunakan waktu mudamu, sebelum datang  tuamu, gunakan waktu sehatmu, sebulum datang sakitmu, gunakan waktu kayamu sebelum datang miskinmu, gunakan waktu luangmu, sebelum datang sempitmu, dan pergunakan waktu hidupmu sebelum datang matimu”.jangan biarkan waktu terbuang sia-sia walau sedetikpun, apalagi sampai dirampok oleh kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Manfaatkan semaksimal mungkin dan seproduktif mungkin. Because time is money, so money is time.
Semoga

Jumat, 27 November 2015

LEADERSHIP IN ISLAMIC PERSPECTIVE




Tulisan ini merupakan esay penulis (Dedi Sahputra Napitupulu) sebagai syarat untuk mengikuti Student Mobility Program Kementrian Agama RI beberapa waktu yang lalu.
            Belakangan ini orang sibuk dan berebut ingin jadi pemimpin, terlepas dari berbagai macam motivasi mereka yang pasti spanduk dan baliho yang betebaran di sepanjang jalan dan yang tertempel di pohon-pohon kayu menjadi bukti bahwa orientasi manusia saat ini sangat ambisius untuk menjadi pemimpin. Mereka berebut jabatan tanpa mengetahui siapa sebenarnya dirinya, bagaimana kemampuannya, dan pantaskah dirinya memangku jabatan (kepemimpinan) tersebut. Dan parahnya lagi, mereka kurang atau bahkan tidak memiliki pemahaman yang benar tentang hakikat kepemimpinan itu sendiri. Mereka hanya beranggapan bahwa jabatan adalah keistimewaan, fasilitas, kewenangan, kebanggaan dan popularitas. Sedangkan jabatan itu adalah tanggung jawab, pengorbanan, pelayanan, dan keteladanan yang dilihat dan dinilai banyak orang. Ambisi tersebut semakin jelas terlihat oleh karena agenda nasioanal yang di motori oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tanggal 9 Desember 2015 yang akan datang merupakan kontes untuk memilih pemimpin yang serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Lalu apa sebenarnya pemimpin? dan bagaimana kriteria pemimpin yang sejati menurut perspektif Islam??
            Stephen J.Carrol, membuat defenisi bahwa Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya. Defenisi ini dianggap mewakili dari pendapat banyak pakar leadership. Paling tidak secara sederhana kita dapat menyimpulkan bahwa pemimpin adalah “kemampuan mempengaruhi orang lain”. Maka konsekwensi yang sangat  logis dari seorang pemimpin adalah bahwa dia adalah orang yang telah mampu memimpin dan mengatur dirinya sendiri kemudian dia diberi amanah untuk mengatur orang lain. Idealnya bahwa pemimpin harus lebih dulu mampu menata dirinya untuk kemudian diberikan otoritas mengatur orang lain. Sehingga pemimpin harus lebih baik dari orang yang ia pimpin dan dapat pula menjadi contoh bagi orang yang ia pimpin.
            Didalam literatur Islam bahwa istilah pemimpin itu dikenal paling tidak dalam tiga bentuk  istilah yaitu: Imamah (Panutan atau contoh teladan), Ri’ayah (Kepala atau Pemerhati), dan Imarah (Pemerintah). Semua itu mengisyaratkan bahwa hakikat dari pemimpin, sarat dengan pemberian keteladanan. Bahwa semua pemimpin harus dapat menjadi teladan bagi orang disekelilingnya.
            Lalu siapa figur yang disebut sebagai pemimpin?. Dari sisi historis kita biasa mengatakan bahwa semua kita adalah pemimpin. Dahulu kala ketika Allah hendak menciptakan langit dan bumi, ditawarkan kepada malaikat untuk mengatur bumi dan seluruh isinya, namun malaikat menolak karena merasa tidak mampu. Dan akhirnya Allah memilih manusia yang menjadi penguasa dibumi setelah melalui proses yang panjang. Dia berkata kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan pemimpin dibumi”, tetapi malaikat protes karena tau bahwa manusia hanya akan berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah di bumi. Tapi Allah tetap memberikan kepercayaan kepada Manusia. Kisah ini sering kita baca di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah: 30. Manusia di klaim sebagai pemimpin Karena kita terlahir mengalahkan jutaan pesaing kita, ketika banyaknya sel sperma yang berlomba untuk bisa mencapai garis finis pada sel telur ovum maka kita hari ini adalah orangnya, kita yang terdepan, kita yang terkuat dan kita yang tercepat, serta kita pula lah yang menjadi contoh bagi yang lainnya.
            Didalam hadis yang populer sering kita baca dan dengar “setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu”.(HR.Bukhari Muslim).
Paling tidak dalam ruang lingkup yang kecil, kita dapat mengatakan bahwa setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, atau dalam sekala yang menengah, kita menjadi pemimpin didalam keluarga, atau boleh jadi kita memang orang yang terlahir sebagai pemimpin dunia, atau bahkan pemimpin Negara.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana sebenarnya sosok pemimpin yang ideal menurut kaca mata Islam?. Saya kira kita tedak perlu mencari figure lain selain Rasulullah SAW. Ada empat sifat yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad:
1.      Siddiq (Jujur)
“kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana”. “Sekali arang tercoreng di dahi seumur hidup orang tidak percaya”. Demikianlah adagium yang sering kita dengar dari guru-guru kita ketika SD dahulu yang mengisyaratkan betapa pentingnya nilai sebuah kejujuran. Siapapun jika ditanya pasti sangat mendambakan kejujuran, walau penipu sekalipun. Demikian hal nya dengan sosok pemimpin yang ideal maka kejujuran merupakan sifat yang harus melekat pada diri seorang pemimpin. Mengapa sifat nabi Muhammad yang pertama adalah jujur? Mengapa pintar diposisikan sebagai rankin terahir dari sifat Nabi? Dua hal ini merupakan sifat yang penting. Tetapi kejujuran mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. “pemimpin pintar, tidak jujur = Negara hancur”, pemimpin jujur, tidak pintar = maka akan di permainkan orang” .
2.      Amanah (Dapat dipercaya)
Amanah artinya, benar-benar bisa dipercaya. Jika suatu urusan diserahkan kepadanya , niscaya orang percaya bahwa urusan itu akan dikerjakan sebaik-baiknya. Nabi muhammad diberi julukan Al-Amin jauh sebelum beliau diangkat menjadi rasul . pemimpin juga harus dapatMdipercaya atas segala yang telah dia ucapkan dan lakukan. Bayangkan, betapa beratnya beban yang  dibawa  ketika memimpin sebuah Negara, katakanlah Presiden Indonesia, berarti dia telah mendapat kepercayaan dari 270 juta orang lebih. Demikian juga halnya dengan pemimpin keluarga, dia telah memperoleh kepercayaan dari keluarganya dan keluarga isterinya. Termasuk pemimpin diri sendiri yang telah dipercayakan oleh Allah untuk memanaj dirinya. Kepercayaan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh pemimpin. Kalau kita mau bertanya, mengapa Fidel Castro presiden Kuba  ke-22  begitu lama memimpin sampai kurang lebih 32 tahun atau  setara dengan durasi kepemimpinan presiden ke-2 Indonesia Suharto. Jawaban sederhananya adalah karena rakyat percaya kepada mereka. Maka jika ingin menjadi pemimpin harus dapat dipercaya.
3.      Tabligh (Penyampai)
Tabligh artinya menyampaikan. Semua firman Allah SWT yang ditujukan kepada manusia disampaikan oleh baginda Nabi. Tidak pernah nabi menyembunyikan atau korupsi ayat Al-Qur’an. Pemimpin hebat harus bisa menjadi penyambung lidah rakyat, artinya dia paham akan kebutuhan orang yang ia pimpin, dia memberikan service yang baik, bukan malah minta dilayani. Menyampaikan informasi ter up date dengan benar.
4.      Fathonah (Cerdas dan bijaksana)
Adalah mustahil bila seorang pemimpin itu bodoh. Dalam menyampaikan ayat Al-Qur’an dan kemudian menjelaskan dalam puluhan ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luarbiasa. Itulah nabi Muhammad SAW. Mampu menjelaskan firman Allah kepada kaumnya sehingga mereka mau memeluk Islam, nabi juga harus mampu berdebat dengan orang kafir dengan cara yang baik. Demikian juga halnya dengan seorang pemimpin, harus memiliki kebijaksanaan dan kepintaran dalam menyelesaikan permasalahan yag dihadapi.
      Demikian lah beberapa sifat yang mutlak harus ada pada sosok pemimpin menurut perspektif Islam sebagaimana yang telah dicontohkan oleh pemimpin teringgi kita Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita semua menjadi pemimpin yang jujur, dapat dipercaya mampu mendengarkan aspirasi, serta cerdas dan bijaksana menghadapi berbagai macam persoalan.
Semoga.