Ada
empat hal yang akan diangkat Allah ketika akhir zaman:
Pertama,
keberkahan. Dahulu orang-orang tua
kita hidup dalam kesederhanaan, makan hanya pakai garam dan rebusan
daun-daunan, tidaka ada alat komunikasi, tidak ada teknologi, semuanya serba
tradisional, tetapi umur mereka panjang dan jarang terkena penyakit. Sekarang
semua serba instan, teknologi komunikasi meliputi setiap aktivitas manusia, tetapi
dalam kenyataannya umur manusia sekarang sangat singkat, penyakit semakin
modern berbanding lurus mengikuti perkembangan zaman. Semakin canggih teknologi
medis semakin canggih pula penyakit yang kian hari bermunculan. Dari sini kita
bisa melihat bahwa hari ini keberkahan sudah mulai diangkat Allah.
Mengapa
keberkahan diangkat Allah?. Karena manusia semakin jauh dariNya. Allah telah
lama menjanjikan bahwa jika manusia beriman dan bertakwa akan dibukakan
keberkahan dari langit dan bumi (QS. Al- A’raaf: 96). Tetapi hari ini, semakin
pesatnya teknologi manusia justru jauh dari Allah. Kadang, terlambat shalat
karena keenakan main smart phone. Ibadah
manusia hari ini sudah diganggu oleh kecanggihan teknologi. Shalat jum’at yang
seharusnya mendengarkan khatib berwasiat, malah digunakan untuk bermain gadged.
Entah
lah, tapi itu merupakan pemandangan yang jamak kita saksiakan belakangan ini. Maka
pantas saja keberkahan mulai hilang dari kita.
Kedua
adalah kasih sayang. Banyaknya pristiwa
pembunuhan terhadap orang tua kandung demi mendapat warisan, kasus aborsi, KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan perceraian, sudah cukup menjadi indikasi
bahwa betapa hari ini kasih sang sudah mulai hilang. Jika kasih sayang sudah
tidak ada lagi maka apa yang bisa membuat kita bahagia?. Tidak ada.
Ketiga,
Rasa Malu. Dahulu, sangat tabu dan
tidak terpuji manakala berjalan berduaan,
bergandengan tangan, berboncengan naik kendaraan antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Sekarang,
dipinggir jalan didepan umum anak-anak muda kita berpelukan dan berciuman,
sudah tidak ada rasa segan kepada orang lain. Jika malu telah hilang maka
hilang lah semuanya. Orang akan berbuat semaunya tanpa peduli perasan
orang-orang yang melihatnya. Pantas kalau kalau Nabi mengatakan “malu itu sebahagian dari iman”. Dahulu,
jika mempunyai anak perempuan yang hamil diluar nikah menjadi sebuah aib yang
sangat memalukan, sekarang, hal itu menjadi sesuatu yang biasa. Bahkan data
yang baru-baru ini saya peroleh dari hasil diskusi dengan salah seorang ka.
KUA, dari 22 orang yang menikah setiap bulan ada 18 pasutri yang sudah
kecelakaan duluan. Luar biasa.
Yang
terahir adalah diangkat Allah keadilan, mencuri 2 batang kayu dihutan, divonis
2 tahun penjara. Tetapi membakar ratusan hektar hutan di Riau dan Kalimantan
divonis tidak bersalah. Malah sampai sekarang kasusnya tak terdengar lagi. Baru-baru
ini kasus seorang nenek yang mencuri singkong karena kelaparan divonis satu
tahun penjara dan denda 2,5 juta rupiah. Tetapi koruptor yang mencuri trilyunan
uang rakyat????. Century, BLBI, wisma atlet,dana bansos dll, apa kabarnya?. Masih
abu-abu.
Rasa
adil hari ini memang telah hilang. Kalau mau adil yang sesungguhnya sebaiknya kita
menunggu pengadilan Tuhan saja.
Kalau
mau jujur, semua kita pasti merisaukan hal yang sama. Keberkahan, kasih sayang,
rasa malu dan keadilan memang secara perlahan mulai hilang. Lalu apa yang bisa
kita lakukan??