Selasa, 19 Januari 2016

Darurat Narkoba


Ada hal yang sangat menarik ketika saya mengikuti Seminar Nasional Perang Melawan Narkoba di Hotel Garuda Plaza Medan hari ini. Acara yang diselenggarakan oleh LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Provinsi Sumatera Utara. Tak tangung- tanggung acara ini menghadirkan langsung pembicara Komjen Budi Waseso kepala BNN Pusat, Ruhut Sitompul mewakili Komisi 3 DPR RI, dan Prof. Saad Siagian Wakil Rektor III Unimed dari Praktisi Pendidikan. Turut hadir juga Gubernur  Sumatera Utara dan para petinggi lainnya.

Ada beberapa catatan saya pada pertemuan kali ini tentang darurat Narkoba di negeri kita tercinta. Saya coba menulis beberapa sintesa dibawah ini:
Pertama, data yang disampaikan kepala BNN, bahwa hari ini pengguna narkoba di Indonesia mencapai 5,9 Juta orang. Sebuah angka yang sangat mengejutkan tentunya. Gubrnur Sumatera Utara dalam sambutannya juga merasakan kekhawatiran yang serius, beliau mennyampaikan bahwa di Sumatera Utara ada 1,6 juta pemakai narkoba pemula. Dan dari data BNN bahwa Sumatera Utara peringkat ke 3 sebagai Provinsi yang paling banyak menggunakan Narkoba.

Disalah satu daerah di Jawa Timur, Narkoba sudah memasuki kawasan psantren. Ternyata narkoba juga sudah merambah masuk kesemua tempat, begitu kata kepala BNN.

 “ kita tidak terlalu khawatir dengan korupsi, atau aksi terorisme. Yang dikhawatirkan bangsa ini adalah narkoba”. Saya mencoba mencermati ungkapan jendral bintang tiga ini. Ternyata memang benar demikian.

Ilustrasinya adalah, Ketika teror bom terjadi lima hari yang lalu di kawasan Sarinah Jakarta, memang memakan korban. Tapi hanya tujuh orang yang meninggal, tetapi ada 30-40 orang korban meninggal perhari akibat narkoba. Tentu ini bukan persoalan yang main-main.
Kedua, Peredaran Narkoba di Indonesia semakin hari kian tumbuh subur. Tahun 2015 yang lalu BNN berhasil memusnahkan 3 ton narkoba jenis sabu. Tetapi itu hanyalah 20% saja dari total sabu yang diperkirakan belum terungkap alias tidak ketahuan. Penikmatnya juga semakin banyak mulai dari anak-anak TK, sampai kalangan akademis bergelar Profesor. Tak terkecuali kalangan kaya sampai pada kalangan biasa juga ikut menikmati barang haram tersebut.

Mengapa ini sulit di berantas?, saya ingat betul dahulu program pemerintahan era pak SBY mengatakan bahwa Indonesia bebas Narkoba 2015. Ternyata tidak tercapai, ini sudah 2016. Hehe

Banyak pakar yang telah berbicara mengenai solusi narkoba ini pada acara-acara diskusi ilmiah, namun nyatanya hingga saat ini narkoba masih saja menjadi momok bagi masayarakat.
Saya coba menganalisa dari sisi lain, mengapa narkoba ini sulit dibumi hanguskan?
Karena kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba ini. Selama ini masyarakat terkesan membiarkan orang-orang yang mengkonsumsi bahkan yang mengedarkan narkoba. Atau boleh jadi masyarakat takut melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib. Paradigma cuek masyarakat ini yang harus dirubah, saya dan kita semua meskinya menjadi mitra BNN dalam hal pencegahan dan pemberantasan narkoba. Indonesia ini terlalu luas dan terlalu besar, tidak mungkin kita hanya mengandalkan kerja dari lembaga tersebut. Mestinya semua kita berperan dalam memerangi narkoba.

Lebih lanjut tokoh agama juga seharusnya berperan aktif dalam mengatasi masalah ini. Materi khutbah seharusnya menyinggung tentang dampak dan bahaya narkoba. Bukan seperti yang selama ini materi khutbah hanya berkutat pada pahala dan dosa, surga dan neraka, serta motivasi beribadah lainnya saja. Ini memang perlu. Tetapi akan lebih menyadarkan masyarakat lagi ketika materi khutbah tersebut simpaikan lebih kontekstual sesuai dengan permasalahan hari ini. Termasuk masalah narkoba.
Jika ini bisa kita lakukan, saya yakin. Walaupun tidak bisa menyapu bersih narkoba yang ada di Negara kita, minimal dapat mengurangi korban selanjutnya.
Tidakkah kita kasihan melihat generasi kita hari ini?.