Gambar: Ilustrasi
Menghitung
hari, begitulah yang pernah dikatakan oleh Krisdayanti dalam sebuah lagu yang
pernah ia populerkan. Tapi ini bukan soal kisah asmara dan percintaaan seperti yang
tertuang dalam bait lagu diatas, ini
soal lain. Ya, Ramadan tinggal menghitung hari beberapa saat lagi akan
kita lalui.
Kalau
kita ibaratkan seperti main game, sesungguhnya yang paling mengasyikkan itu
justru yang paling akhir, semakin keujung semakin seru, semakin naik level maka
semakin menantang. Tak jarang kita terlena dengannya dan berlarut-larut dalam
mengikuti irama permainan yang sedang berlangsung. Katakanlah keseruannya
seperti laga piala Eropa yang memasuki perempat final Jerman vs Italia yang berlangsung
menjelang subuh semalam. Laga
itu berkhir setelah drama adu pinalti yang dimenangkan oleh Jerman dengan skor
6-5. Atau pertandingan yang juga cukup seru antara Prancis vs
Islandia dengan kemenangan telak 5-2 yang baru saja berlangsung tadi menjelang
subuh.
Begitulah
sebenarnya, kalau kita mau mengibaratkan hari-hari terakhir Ramadan ini,
sebagai sesuatu yang seru dan menantang atau dengan kata lain diakhir Ramadan
ini sebenarnya dapat membangkitkan adrenalin orang-orang mukmin dalam bentuk
semangat baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dalam beribadah.
Tapi
sayangnya justru kondisi yang sangat kontras terjadi, pada hari-hari terakhir
ramadhan kebanyakan diantara kita justru lengah karena perhatian mereka
teralihkan oleh hiruk pikuk mudik, baju lebaran dan aroma kue hari raya yang
kian menggoda. Fenomena ini dapat dibuktikan dari semakin majunya saff jamaah
di banyak masjid terutama pada saat shalat tarawih.
Didalam
sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa: (“Amal
itu yang dinilai adalah akhirnya”).
Hadis ini sungguh sangat tepat. Jika ingin menggunakan sedikit nalar kita, bahwa lebih baik
mantan preman daripada mantan ustadadz. Mengapa? Karena yang dinilai adalah
endingnya. Itulah mengapa dalam istilah kematian kita sering mengenal dengan Husnul Khatimah dan Su’ul Khatimah.
Atau
misalkan ada seorang siswa SMU yang selalu mendapat ranking pertama karena
nilai rata-rata semua mata pelajarannya
dari kelas satu sampai kelas tiga tinggi. Namun pada saat ujian nasional dia
gagal menjawab soal, katakanlah karena kesalahan teknis mesin dengan sistem
komputerisasi. Maka semua nilai-nilai yang dia peroleh selama ini seperti tidak
ada gunanya.
Jika
kita ingin menganalisa lebih
jauh, didalam kitab Shahih Bukhari
dijelaskan bahwa. Ada seorang pemuda yang semasa hidupnya bandal, kemudian
diakhir hayatnya dia memberikan minum seekor anjing yang sedang kehausan dalam
riwayat itu dia ditempatkan didalam surga. Adalagi satu kisah seorang yang ahli
ibadah yang masuk neraka hanya karena mengurung kucing sampai mati. Terlepas
dari hak prerogatif Allah untuk memasukkan hambanya kesurga atau neraka,
Lagi-lagi yang dinilai itu adalah amal terakhir yang kita lakukan.
So,
mari kita maksimalkan Ramadan yang tinggal dua hari ini dengan memperbanyak dan
menyempurnakan ibadah kita. Mudah-mudahan Allah akan memberikan nilai akhir
kepada kita dengan nilai yang terbaik. Sehingga harapan kita untuk mendapatkan
surga yang telah dijanjikanNya benar-benar dapat kita raih. Aamiin.