Minggu, 29 November 2015

PEMIMPIN HEBAT DAN 50 RAKAAT





Masih soal pemimpin, mudah-mudaha ini menjadi tips atau barangkali wejangan dan sedikit bekal bagi mereka yang sedang berebut menggapainya..
Seminggu setelah terkuaknya kasus korupsi dana bansos yang menyeret sejumlah nama elit politik di jajaran pemerintah Provinsi Sumatera Utara, saya berdiskusi dengan salah seorang tokoh sepuh yang cukup berpengaruh dan berpengalaman. Banyak yang tidak menyangka. Tetapi banyak pula yang sudah menduga bahwa kasus ini pasti akan terbongkar. Entah lah…beragam persepsi masyarakat muncul ketika itu. Beragam caci maki yang tersampaikan dengan nada penuh penyesalan. Dari hasil diskusi tersebut saya simpulkan  bahwa betapa pentingnya  benteng diri pada setiap orang, apalagi bagi mereka yang ingin dan sedang menjadi pemimpin.
Beragam godaan dan tantangan orang ketika hidup didunia ini, semakin tinggi kedudukan/jabatan seseorang maka semakin besar pula cobaan yang diterimanya tak terkecuali seorang pemimpin. Kalau kita mau ibaratkan seperti sebuah pohon kayu, maka pohon yang sering diterjang angin badai adalah pohon-pohon yang tinggi dan besar. Semantara pohon yang kecil tidak terlalu merasakan efek dari angina badai tersebut. Tapi yang jelas semua pohon, baik kecil maupun besar pasti selalu mendapatkan hembusan angin yang sesuai dengan tipologinya.
Baik lah, sekarang yang terpenting adalah pesan dari tokoh sepuh yang sudah saya singgung pada mukaddimah tadi, “kalau kalian mau jadi pemimpin hebat, maka seimbangkan antara dunia akhirat, caranya sholat jangan kurang dari 50 rakaat” . Demikian pesan singkat dari salah satu orang tua tokoh sepuh Sumatera Utara, bahasanya sederhan namun sarat dengan makna. Setelah selesai berdiskusi, saya terpikir dan coba mengevaluasi diri sambil menghitung-hitung nominal rakaat yang selama ini saya kerjakan. Kadang-kadang kalau lagi rajin biasa melebihi dari  standar minimal, tapi sering juga kurang dari standar tersebut. Yang jelas butuh konsistensi dalam merutinkan ritual tersebut.
Saya coba mencari korelasi antara pemimpin hebat dengan standar 50 rakaat yang harus dikerjakannya. Ternyata sederhana sekali saya temukan di dalam kitab suci Al-Qur’an surah Al- Ankabut: 45 (sesungguhnya shalat itu mencegah dari  perbuatan keji dan munkar). Ibnu Abbas menjelaskan “barang siapa yang shalatnya masih belum dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka tiada lain ia makin bertambah jauh dari Allah”. Pakar Tafsir Indonesia pak Quraisy Shihab menambahkan dalam tafsir Al Misbahnya “ shalat yang kita kerjakan dapat membentengi diri dari perbuatan keji seperti berzina, merampok, merugikan orang lain, berdusta, menipu dan segala perbuatan munkar yang mendapat celaan dari masyarakat”. Kalau begitu muncul pertanyaan bukankah para koruptor yang ditangkap itu orang yang melaksanakan shalat? Lalu mengapa mereka melakukan hal itu?. Syaikh Muhammad Al ‘Utsaimin rahimahulla mengatakan, “shalat bisa mecegah dari kemunkaran jika shalat tersebut dilakukan dalam bentuk sesempurna mungkin”.
Allah telah memberikan garansi kepada siapa saja yang melaksanak shalat maka akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar dengan syarat shalat yang ia kerjakan harus betul-betul khuyu’ dan dilaksanakn dengan ikhlas sesempurna mungkin. Ternyata inilah yang menjadi rahasia mengapa orang sering larut dalam dalam godaan syetan. Sahalat merupakan kunci utamanya. Kita harus akui bahwa jika ada orang yang rajin melaksanakan shalat tetapi masih gemar melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma, maka dipastikan ada sesuatu yang salah (something wrong) dalam shalatnya. Karena jaminan Allah itu pasti . bahwa siapa saja yang melaksanakan shalat dengan baik maka ia akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Dan Allah tidak pernah ingkar janji terhadap jaminan yang telah difirmankannya.
Saya tidak mau terlalu jauh menjelaskan tafsir ayat Al-Qur’an tersebut, Karena saya bukan ahlinya. Penjelasan lebih lanjut mengenai tafsir ayat diatas dapat anda baca sendiri dalam kitab-kitab tafsir. Tetapi yang jelas jika kita melaksanakan shalat wajib lima kali berarti jumblah nya 17 rakaat, ditambah shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, sebelum subuh 2 rakaat, sebelum zuhur 2 rakaat, setelah zuhur 2 rakaat, setelah ashar 2 rakaat, setelah magrib 2 rakaat, sebelum isya 2 rakaat, setelah isya 2 rakaat, shalat dhua 8 rakat, shalat tahajjud 8 rakaat dan shalat witir 3 rakaat, maka akumulasi dari semua itu berarti sama dengan 50 rakaat yang telah kita laksanakan. Itu belum ditambah lagi dengan shalat sunnah tahyatul masjid, shalat sunnah mutlaq, shalat awwabin, shalat hajat dan masih banyak shalat yang linnya.
Sebenarnya tidak terlalu susah untuk dapat mengerjakannya, hanya saja kita perlu konsisten dan sabar dalam melaksanakannya. Kalau ini bisa kita amalkan maka kita akan terpelihara dari segala bentuk kemaksiatan. Atau minimal ketika kita hampir terjerumus melakukan kemaksiatan, segera  Allah pasti akan memberikan dan menunjukkan jalan yang benar kepada kita. Tidak ada kesulitan dalam hidup ini, semua urusan akan dimudahkan, semua problem akan diberikan solusi olehNya.
 Akhirnya saya ucapkan selamat kepada anda yang telah mencapai standar dalam mengerjakan shalat 50 rakaat sehari semalam mudah mudahan bisa terus konsisten dalam mendirikannya. Dan mungkin andalah yang disebut sebagai pemimpin atau calon pemimpin hebat itu. Bagi yang belum, mulai saat ini marilah kita coba melatihnya pelan-pelan.
Semoga