Dalam
bahasa Al-Qur’an semut (an-namal),
laba-laba (al-ankabut), dan lebah (an-nahal) mempunyai karakteristik yang
berbeda. Al-Qur’an mengabadikan tiga nama binatang ini menjadi nama surah bukan
karena kebetulan disana terdapat makna filosofis yang tersembunyi yang
menggambarkan tipikal manusia. Loh, kalau begitu sifat manusia sama dengan
sifat binatang dong?. Iya.
Kita
mulai dari semut, semut adalah hewan kecil yang rakus (omnivora) itu berarti
mereka pemakan segalanya. Hobbynya adalah menumpuk-numpuk makanan. Konon kabarnya
semut dapat mengumpulkan makanan yang tidak habis untuk ia makan selama setahun,
padahal umur semut tidak samapai setahun. Semut juga terkenal dengan hewan yang
sangat kuat, ia mampu mengangkat beban melebihi dari berat dan besar fisiknya. Kabarnya menurut spesialis zoology dari
universitas Cambridge Dr. Thomas Endlein, semut mampu mengangkat beban 100 kali
berat tubuhnya. Sedangkan gajah hanya mampu menopang beban hanya dua kali berat
badannya.
Saya
tidak akan lanjutkan cerita semut ini, sekarang kita beralih ke hewan
selanjutnya. Laba-laba. Banyak fakta tentang hewan ini, tapi saya mau lihat
dari sisi yang tidak biasa di bahas. Laba-laba adalah hewan kanibal. Hal ini
terlihat manakala saat sumber makanan langka. Dalam kebanyakan kasus, laba-laba
betina akan memakan pasangan seks (jantan) setelah kawin, karena betina
membutuhkan banyak energy untuk reproduksi. Tapi terkadang pejantanpun bisa
memakan sang betina oleh karena kekurangan sumber makanan.
Sedangkan
lebah adalah serangga yang dikenal dengan hewan memproduksi madu. Hewan penyengat
ini memiliki sifat tidak mau memakan sesuatu kecuali dari tempat yang baik,
yang ia keluarkan juga yang baik (madu) berguna bagi banyak orang. Lebah dimana
ia hinggap tidak pernah merusak tempat hinggapannya, dia menjaga betul
lingkungannya. Lebah juga tidak akan mengganggu manakala ia tidak diusik. Tapi ketika
lebah merasa dipermainkan, maka kemana saja sipengacau pergi akan dikejar dan
disengatnya. Namun demikian sengatan lebah pun berguna sebagai obat bagi
manusia.
Saya
tidak akan perpanjang lagi untuk mendeskripsikan ketiga hewan ini, saya hanya
ingin mengatakan bahwa mentalitas manusia hari ini ada yang mirip dengan semut,
kerjanya hanya menumpuk-numpuk harta, tidak pernah merasa cukup, bakhil dan
pelit. Tidak peduli dengan tetangga sekitarnya yang sakit dan merintih kelaparan,
padahal dia tau akan hal itu.
Ada
juga manusia yang bermental seperti laba-laba, untuk mendapatkan sesuatu ia rela
mengorbankan orang lain agar tujuannya tercapai, bila perlu mengorbankan
temannya sendiri, atau lebih dari sekedar itu, dia rela mengorbankan keluarganya
demi mendapatkan apa saja yang ia mau. Membunuh pun akan ia lakukan asal apa yang ia cita-citakan berhasil.
Tetapi
hari ini ada juga manusia yang bermental seperti lebah walaupun hanya sedikit. Selektif
dalam memilih makanan, perkataannya tidak membuat tersinggung perasaan orang lain,
dimana saja ia berada mudah bergaul dan menyesuaikan diri, serta tidak mau menjadi
pengacau manakala ia tidak diusik.
Pertanyaannya
adalah anda mau jadi yang mana: semut, laba-laba tau lebah?. Saya yakin anda
pasti memilih menjadi lebah.
Semoga