Secara
etimologi Tri Dharma Perguruan Tinggi berasal dari kata Tri (tiga) dharma (janji) “Tiga janji Perguruan Tinggi”. Adalah sebuah visi misi universal
dari setiap lembaga Pendidikan Tinggi di Indonesia. Ia juga merupakan suatu tujuan
yang harus diciptakan dan diwujudkan oleh semua lembaga pendidikan tinggi. Mestinya
setiap mahasiswa menyadari akan pentingnya hal ini. Sehingga dalam
kesehariannya mereka menyadari status mereka sebagai mahasiswa dan tahu persis
apa tujuan dan fungsi mereka.
Yang
pertama adalah Pendidikan dan
Pengajaran. Setiap Perguruan Tinggi wajib melaksanakan pendidikan dan
pengajaran secara komprehensif dengan sistem yang telah diatur. Pendidikan
tidak hanya sekedar mentransfer ilmu (transfer
of knowledge), transfer keterampilan (transfer
of skill), lebih penting dari itu pendidikan harus mampu menjadikan
mahasiswa yang berakhlak baik dengan cara mentransfer niali-nilai (transfer of value). Maka sangat
diharapkan melalui pendidikan dan pengajaran akan menghasilkan out put yang tidak hanya sekedar pintar
dari sisi kognitif dan psikomotorik saja. Tetapi diatas itu semua ranah afektif
juga harus dikembangkan.
Agaknya,
ini lah yang menjadi masalah semua Perguruan Tinggi di Indonesia saat ini,
kurang mampu menciptakan lulusan yang berkarakter baik. Maka kita tidak usah
merasa heran kalau banyak sarjana hari ini yang bersikap seolah-olah tidak
terpelajar.
Kedua,
adalah Penelitian dan Pengembangan. Adalah
jamak di ketahuai oleh setiap kita bahwa riset merupakan darahnya Perguruan Tinggi.
Sedangkan Perpustakaan adalah jantungnya. Jadi kalau ada mahasiswa yang jarang
masuk kampus, sangat boleh jadi itu disebabkan karena kampus tersebut kurang
membudayakan penelitian. Kualitas kampus juga sangat ditentukan oleh banyaknya
hasil publikasi ilmiah di jurnal Nasional dan Internasional. Meneliti tentu
sangat mengasyikkan, dan ini perlu dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi. Sangat
miris, ketika perkuliahan hanya sekedar berceramah dan presentasi makalah saja
tanpa diadakan penelitian dan menuliskannya. Tetapi ini lah kebanyakan yang
terjadi. Akibatnya mahasiswa menjadi malas membaca. Apalagi menulis.
Melakukan
penelitian sangat lah penting. Mengapa?. Karena jiwa peneliti adalah jiwa yang
selektif. Orang yang suka melakukan penelitian tidak akan cepat termakan isu,
atau tidak mudah terprovokasi oleh kabar burung. Jika ada suatu berita, maka
bagi seorang peneliti sejati akan mengumpulkan data dan fakta terlebih dahulu
baru mengambil kesimpulan untuk kemudian menentukan sikap. Saya kira ini lah yang kurang dikembangkan
oleh Perguruan Tinggi saat ini. akibatnya, banyak demo-demo yang tujuannya
untuk kepentingan sepihak saja, disampaikan berbalut anarkis dengan menggunakan
bahasa yang kurang santun dalam menyampaikan aspirasinya.
Terahir
yang menjadi misi dari perguruan tinggi adalah Pengabdian Kepada masyarakat. Ini juga merupakan hal penting.
Karena apapun ceritanya semua kita akan kembali kepada masyarakat. Dengan
melakukan pengabdian kepada masyarakat, kita dapat memberikan hal-hal positif,
bersosialisasi dan membantu sebahagian kebutuhan masyarakat. Disamping itu kita
juga dapat melihat kondisi real masarakat dari dekat yang sebenarnya. Teori yang
kita dapatkan di ruangan boleh jadi akan berbanding terbalik dengan kenyataan
dilapangan.
Memang
ini merupakan program wajib kampus, pengabdian masyarakat (Pema), KKN (Kuliah
Kerja Nyata), PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) atau apakah nama lainnya, sudah
sering dilakukan. Namun perlu terus ditingkatkan dengan cara memberikan suatu
sumbangsih yang nyata bagi masyarakat.setiap kali melaksanakan pengabdian
hendaknya harus meninggalkan bekas yang positif di masyarakat. Tidak sekedar
formalitas dan terkesan asal jadi seperti yang selama ini.
Andai
Tri Dharma Perguruan Tinggi ini bisa kita optimalkan, maka saya yakin semua
almamater kampus baik Negeri dan Swasta
akan berhasil. Terlebih lagi bagi para sarjana baru yang lahir setiap tahunnya
yang menurut data terahir jumlahnya mencapai 738. 260 tidak akan menambahi
pengangguran intelektual. Tentunya hal ini butuh sinergi bukan hanya antara
mahasiswa, dosen dan seluruh civitas akademika.
Semoga.