Rabu, 22 Juni 2016

SURAT CINTA



                                                               
                                                                             

Saya tidak ingin anda salah persepsi tentang judul diatas, atau beranggapan saya akan menyanyikan “Surat Cintaku yang Pertama” seperti sebuah lagu yang pernah di populerkan oleh Vina Panduwinata. Ini  sungguh hanyalah trik marketing saja.

Kita masih bicara soal Alquran. Ya, Alquran

“Alquran itu adalah surat cinta yang diturunkan Allah kepada hambanya”. Demikian yang pernah dikatakan oleh Imam Ali Karamallahu Wajhah.

Jika kita ingin bernostalgia sejenak, dahulu pada saat menerima surat cinta dari sang kekasih tercinta maka tentu kita akan membacanya dengan perasan  bahagia. Bukan hanya sekali, tetapi berulang-ulang surat itu kita baca walau sebenarnya kita sudah tau bahkan hafal isinya. Bak surat pusaka surat itu terletak dan tersimpan rapi ditempat yang layak dan terhormat, jika hilang kita merasa sedih dan kecarian. Tidak hanya itu kita pasti ingin buru-buru membalas surat tersebut dan berharap akan datang kiriman surat berikutnya.

Sayangnya, kemampuan menulis surat cinta belakangan ini semakin langka disebabkan oleh banyaknya media sosial online yang diangap sebagai media pengganti. Bukan hanya surat cinta, tetapi surat-surat manual lainnya sudah dianggap kampungan dan ketinggalan zaman. Akibatnya generasi yang lahir belakangan ini sangat tidak memahami bagaimana berbahasa yang benar dan santun, lebih dari sekedar itu mereka juga kurang paham akan keindahan sastra terlebih dalam hal  romantika. Tapi ya sudahlah. Yang penting mereka masih gemar membaca Alquran daripada bermain ponsel pintar dan membuat status di dinding profil mereka yang sebenarnya gak penting.

Alangkah berbahaginya, jika saya dan kita semua memposisikan Alquran sebagai surat cinta seperti apa yang telah diungkapkan oleh Imam Ali diatas. Kita akan gemar dan selalu membaca Alquran dan merasa kebahagiaan yang tak terkira akan kita dapati manakala kita membaca Alquran. Karena itu pula kita akan membacanya berulang-ulang, memahaminya dan berusaha menghafalnya, tidak akan kita meletakkannya disembarang tempat, sehari tidak membacanya kita merasa seperti ada yang kurang.

Demikianlah seharusnya sikap kita terhadap Alquran. Semoga dipenghujung  Ramadhan ini kecintaan kita terhadap Alquran semakin bertambah.