Kamis, 23 Februari 2017

Dosa dan Dampaknya



"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang-orang yang membersihkan dirinya". (Q.S. Al- Baqarah [2]: 222)

"Setiap Anak Adam Berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang segera sadar dan bertobat". (Al-Hadis)

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Terlepas dari besar kecil, atau banyak sedikitnya kadar dosa tersebut. Yang pasti Redaksi hadis diatas menggunakan istilah "Bani Adam" (anak/keturunan Adam). Jika demikian, maka tidak satupun manusia yg lepas dari dosa dan kesalahan. Termasuk nabi Adam pun dahulu pernah melakukan kesalahan yang mengakibatkan dirinya terusir dari Surga.

Dalam terminologi Alquran banyak sekali padanan kata yang bersinonim dengan dosa. Jumlahnya tidak kurang dari 15 kata. Silahkan lah ditelusuri lebih lanjut ke buku-buku yang terkait.

Pertanyaannya adalah mengapa orang termotivasi untuk melakukan dosa?. Saya kira ada dua penyebabnya:

Pertama, karena pemahaman terhadap definisi dosa itu sangat dangkal.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dosa diartikan sebagai setiap perbuatan yang melanggar perintah Tuhan/Agama.
Menurut hadis Rasulullah Saw: " Dosa adalah sesuatu yang mengganjal dihati dan engkau tidak mau kalau orang lain mengetahuinya".

Dari dua definisi diatas, terlihat jelas bahwa ruang lingkup dari dosa itu sangat lah luas. Pendek kata, setiap perilaku yang melanggar perintah Tuhan, hati kita merasa tidak nyaman melakukannya dan takut kalau orang lain mengetahuinya. Itulah dosa.

Kedua, karena balasan dari melakukan dosa itu tidak kontan diberikan Allah. Jika setiap kali orang berbuat dosa lalu mendapat balasan yang konkret, misalnya tanda hitam atau jerawat di wajah. Maka kita tidak bisa bayangkan akan bagaimana malunya kita ketika bertemu dengan orang lain. Tapi dengan sifat Ar Rahman dan Ar RahimNya Allah itu tidak terjadi walau segudang penuh dosa yang telah kita lakukan setiap hari.

Sebenarnya, dosa itu walaupun secara lahiriyah tidak nyata balasannya. Tetapi secara batiniya sangat berdampak pada Psikologi manusia.

Menurut Imam Ja'far As-Shadiq bahwa dampak dari terlalu sering melakukan dosa adalah pelakunya diliputi oleh kesedihan yang tiada berakhir, Angan-angan yang tidak tercapai dan Harapan yang tak kunjung datang.
Dalam beberapa hadis Rasulullah menyatakan bahwa dampak dari keseringan melakukan dosa adalah tertutupnya pintu rizki dan dapat menimbulkan penyakit.

Sesungguhnya penyakit yang kita derita, merupakan konsekuensi dari akumulasi dosa-dosa yang telah kita lakukan. Jadi ketika kita sakit, cobalah koreksi kembali, mana tau ada dosa dan kesilapan yang terlanjur kita kerjakan.

Lalu bagaimana cara kita agar terhindar dari dosa? sekali lagi, tidak ada orang yang tidak berdosa diatas bumi Tuhan ini, saya dan kita semua pasti pernah dan akan melakukan dosa, tetapi bagaimana cara kita mengurangi kadar dosa tersebut yang kira-kira bisa dimaklumi orang banyak, dan frekwensi kita melakukannya bisa ditekan dan ditahan semaksimal mungki.

Dengan menyibukkan diri kita mengerjakan hal-hal yang positif, mudah-mudahan kita terhindar dari perbuatan yang tercela. Berada ditempat yang baik dan bergaul dengan orang-orang yang baik akan menutup celah dari kemungkinan seseorang melakukan dosa.