Senin, 29 Mei 2017

Ramadhan Penghapus Dosa





Api Suci


Selama nafas masih mengalun
Selama jantung masih memukul
Wahai api bakarlah jiwaku

Biar mengaduh biar mengeluh
Seperti wajah merah membara
Dalam bakaran api nyala
Biar jiwaku habis terlebur
Dalam kobaran nyala raya

Sesak resak desak rasa dikalbu
Gelisah liar mata memandang
Dimana duduk rasa dikejar

Demikian rahmat tumpahkan selalu
Nikmat rasa api menghangus
Nyanyian semata bunyi jeritku

                        STA


            Tidak diketahui secara pasti kapan puisi “Api Suci” karya Sultan Takdir Ali Sjahbana ini dibuat. Aku tertarik mengutipnya karena judul dan isinya memiliki korelasi dengan judul tulisan kali ini. Beliau adalah budayawan kelahiran Natal, Sumatera Utara. Selain sebagai sastrawan beliau juga dikenal sebagai ahli  tata bahasa Indonesia. Setumpuk karyanya telah ikut serta menghiasi dan mengisi khazanah pegetahuan kesusastraan. Agaknya, akumulasi dari karya tersebut berkontribusi sangat besar pada perkembangan dunia sastra di tanah air. Diantara karya populer yang membuat namanya meroket adalah Novel “Layar Terkemabang”, sebuah novel yang menceritakan perjuangan dan segala permasalahan yang di hadapi oleh dua kakak beradik yang memiliki karakter berbeda.

            Salah satu makna Ramadhan adalah (ramda) yang berarti panas, karena sedemikian panasnya maka dia dapat membakar, yang dibakar adalah dosa-dosa orang berpuasa dengan api lapar dan haus. Kita tentu tidak asing lagi dengan ungkapan Rasulullah dalam hadisnya :  Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh rasa iman dan perhitungan, niscaya akan diampukan dosa-dosanya yang telah lalu”. Tanpa kita sadari sebenarnya setiap hari pertarungan antara pahala dan dosa selalu kita hadapi. Kadang, pahala bisa lebih unggul namun tidak jarang pula bahwa dosa lah yang menjadi pemenangnya. Melalui ibadah puasa Ramadhan kita berharap agar segala dosa yang dulu pernah terlanjur dikerjakan bisa di maafkan. Sekalipun tidak demikian, minimal puasa kita bisa menjadi rem penghambat dosa selama ramadhan. Untungnya bisa bertahan pasca Ramadhan.

            Berbagai fakta ilmiah juga telah menunjukkan bahwa tidak hanya sekedar membakar dosa, bahwa puasa Ramadahan juga dapat membakar lemak jahat yang ada di dalam tubuh kita. Sehingga tidak berlebihan jika metode diet yang paling ampuh adalah melalui puasa. Singkat kata, bahwa ramadhan sangat baik untuk membakar dosa-dosa dan penyakit yang mungkin ada pada diri kita. Karenanya mari kita laksanakan dengan sebenar-benarnya.