Api Suci
Selama nafas
masih mengalun
Selama jantung
masih memukul
Wahai api
bakarlah jiwaku
Biar mengaduh
biar mengeluh
Seperti wajah
merah membara
Dalam bakaran
api nyala
Biar jiwaku
habis terlebur
Dalam kobaran
nyala raya
Sesak resak
desak rasa dikalbu
Gelisah liar
mata memandang
Dimana duduk
rasa dikejar
Demikian rahmat
tumpahkan selalu
Nikmat rasa api
menghangus
Nyanyian semata
bunyi jeritku
STA
Tidak diketahui
secara pasti kapan puisi “Api Suci” karya Sultan Takdir Ali Sjahbana ini dibuat.
Aku tertarik mengutipnya karena judul dan isinya memiliki korelasi dengan judul
tulisan kali ini. Beliau adalah budayawan kelahiran Natal, Sumatera Utara. Selain
sebagai sastrawan beliau juga dikenal sebagai ahli tata bahasa Indonesia. Setumpuk karyanya
telah ikut serta menghiasi dan mengisi khazanah pegetahuan kesusastraan.
Agaknya, akumulasi dari karya tersebut berkontribusi sangat besar pada
perkembangan dunia sastra di tanah air. Diantara karya populer yang membuat
namanya meroket adalah Novel “Layar Terkemabang”, sebuah novel yang
menceritakan perjuangan dan segala permasalahan yang di hadapi oleh dua kakak
beradik yang memiliki karakter berbeda.
Salah satu makna
Ramadhan adalah (ramda) yang berarti panas, karena sedemikian
panasnya maka dia dapat membakar, yang dibakar adalah dosa-dosa orang berpuasa
dengan api lapar dan haus. Kita tentu tidak asing lagi dengan ungkapan
Rasulullah dalam hadisnya : “Barang
siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh rasa iman dan perhitungan,
niscaya akan diampukan dosa-dosanya yang telah lalu”. Tanpa kita sadari
sebenarnya setiap hari pertarungan antara pahala dan dosa selalu kita hadapi.
Kadang, pahala bisa lebih unggul namun tidak jarang pula bahwa dosa lah yang
menjadi pemenangnya. Melalui ibadah puasa Ramadhan kita berharap agar segala
dosa yang dulu pernah terlanjur dikerjakan bisa di maafkan. Sekalipun tidak
demikian, minimal puasa kita bisa menjadi rem penghambat dosa selama ramadhan.
Untungnya bisa bertahan pasca Ramadhan.
Berbagai fakta
ilmiah juga telah menunjukkan bahwa tidak hanya sekedar membakar dosa, bahwa
puasa Ramadahan juga dapat membakar lemak jahat yang ada di dalam tubuh kita.
Sehingga tidak berlebihan jika metode diet yang paling ampuh adalah melalui
puasa. Singkat kata, bahwa ramadhan sangat baik untuk membakar dosa-dosa dan
penyakit yang mungkin ada pada diri kita. Karenanya mari kita laksanakan dengan
sebenar-benarnya.