Fungsi keempat atau yang terakhir dari manajemen ada
pengawasan (controling), pada tahap
ini program kerja yang telah direncanakan, telah dibagi siapa
penanggungjawabnya, dan telah dilaksanakan, maka kemudian dibutuhkan
pengawasan. Setidaknya pengawasan dibutuhkan untuk dua hal: pertama memastikan
semua pekerjaan berjalan dengan baik dan sesuai rencana, serta yang kedua untuk
mengevaluasi dan mengambil langkah berikutnya, barang kali ada kelemahan yang
perlu diperbaiki dan kelebihan yang penting dijaga dan ditingkatkan.
Pengawasan sebaiknya dilakukan langsung oleh pucuk pimpinan
tertinggi dalam sebuah organisasi. Mengapa? Oleh karena orang-orang yang diawasi
tentu akan merasakan keterlibatan pimpinan secara langsung, dengan demikian
mereka akan merasa segan jika ada niat untuk main-main dalam bekerja, jangankan
main-main, berniat saja pun bawahan akan segan dengan sendirinya. Pada saat
yang sama, pimpin dapat mengetahui realitas di lapangan, pimpinan tau aspek
mana yang kurang dan bagaimana strategi antisipasinya. Ini akan berbeda jika
pimpinan memberikan tugas pengawasan kepada salah satu bidang tertentu.
Pimpinan tidak akan merasakan langsung apa yang sesungguhnya terjadi. Bahkan
peluang untuk berbuat curang sangat potensial terjadi.
Dalam konteks orang yang berpuasa, secara otomatis mereka
menyadari seperti ada yang sedang mengawasi. Itulah mengapa kriminalitas saat
bulan suci ramadan relatif berkurang dibanding dengan bulan lainnya. Sebab
tingginya kesadaran ketuhanan seseorang sedang berada pada puncaknya. Secara
personal ini tentu bisa dirasakan. Orang yang puasa cenderung mengontrol diri
dari hal-hal yang diharamkan. Jangankan hal yang diharamkan, terhadap hal yang
diperbolehkan saja, ia mampu menahan sampai waktunya benar-benar tiba.
Secara sosial puasa juga berhasil menertibkan masyarakat.
Ada perasaan segan yang cukup tinggi saat bulan ramadan tiba. Jangankan untuk
berbuat yang diharamkan, hal-hal yang dibolehkan juga dijaga betul. Misalnya
rumah makan yang digunakan oleh Mereka yang tidak puasa, ditutup, dibuat
tersembunyi atau disamarkan. Sekadar untuk menghormati orang yang berpuasa.
Demikian juga toleransi antara umat beragam terasa sangat harmonis. Mereka yang
tidak puasa justru mengambil banyak manfaat dan keuntungan dengan datangnya
bulan Ramadan. Umumnya manfaat itu diperloh dari aspek perdagangan dan kuliner.
Secara spiritual, jelas orang yang berpuasa sedang mengalami
religiusitas yang sangat baik, tidak ada satu bulanpun yang mampu menyadarkan
umat Islam sebaik bulan ramadan. Indikatornya sederhana, masjid ramai, tadarus
Al-Qur'an bergema dan saling berbagi terasa dimana-mana.
Secara hakikat, umat Islam sebenarnya mempunyai keyakinan
yang sangat mendasar bahwa setiap hari, terlepas dari bulan Ramadan, Mereka
selalu diawasi oleh malaikat yang selalu mencatat semua amal (Raqib dan Atid).
Di banyak buku-buku Ilmu Kalam disebutkan malaikat itu berada di sisi kanan dan
kiri manusia, masing-masing tugasnya mencatat kenaikan dan kejahatan yang
dikerjakan manusia sejak ia bangun tidur sampai tidur kembali. Akumulasi dari
catan inilah yang kemudian di akhirat yang akan menjadi penentu apakah
seseorang itu akan beruntung atau celaka. Dipastikan tidak ada satu amalpun
yang luput dari pantauan malaikat. Agaknya ini lebih kejam dari apa yang
disebut sebagai Pengawasan Melekat (Waskat), sebuah sistem kontrol kerja bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang pernah populer di era orde baru.