Senin, 03 April 2023

Mengkampanyekan Kebaikan

 


Manusia mempunyai dua kecenderungan: kecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat jahat. Dua potensi ini setiap hari bertarung dalam diri kita, mana yang kemudian lebih mendominasi akan muncul sebagai sifat dan kepribadian seseorang. Orang yang dominan sifat berani dalam dirinya akan disebut sebagai pemberani, demikian sebaliknya. demikian seterusnya, orang yang dalam dirinya dominan dengan kebaikan maka ia akan disebut sebagai orang baik.

Di dalam Al-Qur'an surah asy-Syams/91: 7-8 dijelaskan bahwa: " 7) Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya. 8) Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya".

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah sebenarnya memberikan pilihan kepada manusia untuk menjadi orang baik atau menjadi orang jahat. Dua jalan tersebut telah disiapkan Allah, manusia juga disiapkan sarana untuk mempertimbangkannya melalui potensi akal pikiran yang dimilikinya.

Menurut Prof. Quraish Shihab, bahwa sebenarnya manusia lebih cenderung kepada kebaikan. Akan tetapi daya tarik untuk melakukan kejahatan jauh lebih besar daripada daya tarik melakukan kebaikan. Inilah yang menjadi masalah sesungguhnya. Iklan kejahatan lebih massif dilakukan dibungkus dengan strategi marketing yang luar biasa. Sementara iklan kebaikan belum banyak memberikan tawaran-tawaran menarik. Sifatnya hanya sukarela dan sangat individualistik.

Antara mencuri dan memberi, jelas mencuri lebih memberi daya tarik tersendiri, karena secara psikologis seseorang telah diiming-imingi mendapatkan materi dalam jumlah banyak tanpa perlu bekerja keras.  Sementara memberi, secara matematis jelas mengurangi materi yang dimiliki. Adapun soal pahalanya, sangat abstrak sekali, hanya mungkin dirasakan oleh orang-orang yang beriman Saja.

Salat tarawih dengan nongkrong, secara pragmatis, jelas lebih enak nongkrong. bisa menikmati aneka makanan sambil ngobrol kesana kemari. Tarawih lama, capek dan monoton.

Analogi itu memang terkesan jauh dari rasa spiritual atau keimanan. Tetapi, poinnya adalah bagaimana kita mampu mendesain aktivitas keberagamaan kita agar lebih menarik lagi, sehingga kampanye kejahatan di luar sana dapat diimbangi. Ini tentu saja bagi mereka-mereka yang belum mempunyai rasa spiritual yang tinggi. Sehingga, harus dibantu dengan pernak-pernik lain sebagai pendukung.

Barang kali, apa yang telah dilakukan oleh masjid kita: dengan menciptakakan suasana ruangan yang sejuk, pembagian makanan gratis, kemudian penyediaan bantuan kepada yang membutuhkan adalah merupakan satu di antara banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajak orang cenderung kepada kebaikan. Kita berharap hal yang serupa bisa dilakukan di tempat-tempat lain.