Manusia mempunyai dua kecenderungan:
kecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat jahat. Dua potensi ini setiap hari
bertarung dalam diri kita, mana yang kemudian lebih mendominasi akan muncul
sebagai sifat dan kepribadian seseorang. Orang yang dominan sifat berani dalam
dirinya akan disebut sebagai pemberani, demikian sebaliknya. demikian seterusnya,
orang yang dalam dirinya dominan dengan kebaikan maka ia akan disebut sebagai
orang baik.
Di dalam Al-Qur'an surah asy-Syams/91: 7-8
dijelaskan bahwa: " 7) Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya. 8)
Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya".
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah
sebenarnya memberikan pilihan kepada manusia untuk menjadi orang baik atau
menjadi orang jahat. Dua jalan tersebut telah disiapkan Allah, manusia juga
disiapkan sarana untuk mempertimbangkannya melalui potensi akal pikiran yang dimilikinya.
Menurut Prof. Quraish Shihab, bahwa
sebenarnya manusia lebih cenderung kepada kebaikan. Akan tetapi daya tarik
untuk melakukan kejahatan jauh lebih besar daripada daya tarik melakukan
kebaikan. Inilah yang menjadi masalah sesungguhnya. Iklan kejahatan lebih massif
dilakukan dibungkus dengan strategi marketing yang luar biasa. Sementara iklan
kebaikan belum banyak memberikan tawaran-tawaran menarik. Sifatnya hanya sukarela
dan sangat individualistik.
Antara mencuri dan memberi, jelas mencuri
lebih memberi daya tarik tersendiri, karena secara psikologis seseorang telah
diiming-imingi mendapatkan materi dalam jumlah banyak tanpa perlu bekerja
keras. Sementara memberi, secara
matematis jelas mengurangi materi yang dimiliki. Adapun soal pahalanya, sangat
abstrak sekali, hanya mungkin dirasakan oleh orang-orang yang beriman Saja.
Salat tarawih dengan nongkrong, secara
pragmatis, jelas lebih enak nongkrong. bisa menikmati aneka makanan sambil
ngobrol kesana kemari. Tarawih lama, capek dan monoton.
Analogi itu memang terkesan jauh dari rasa
spiritual atau keimanan. Tetapi, poinnya adalah bagaimana kita mampu mendesain aktivitas
keberagamaan kita agar lebih menarik lagi, sehingga kampanye kejahatan di luar
sana dapat diimbangi. Ini tentu saja bagi mereka-mereka yang belum mempunyai rasa
spiritual yang tinggi. Sehingga, harus dibantu dengan pernak-pernik lain sebagai
pendukung.
Barang kali, apa yang telah dilakukan oleh
masjid kita: dengan menciptakakan suasana ruangan yang sejuk, pembagian makanan
gratis, kemudian penyediaan bantuan kepada yang membutuhkan adalah merupakan
satu di antara banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengajak orang cenderung
kepada kebaikan. Kita berharap hal yang serupa bisa dilakukan di tempat-tempat
lain.