“Sesungguhnya orang beriman apabila
melakukan suatu dosa, akan terlahir bintik hitam di dalam hatinya. jika dia
bertaubat, melepaskan diri dari dosa dan memohon ampun, maka bersihlah hatinya.
jika bertambah dosanya, maka bertambah banyak titik noda hitam hingga menutup
hatinya” (HR. Tirmizi).
Salah satu penyebab mengapa seseorang malas
beribadah adalah karena konsep pahala dan dosa dalam Islam sangat abstrak. Artinya,
tidak nampak secara materi, hanya bisa dirasakan oleh orang-orang beriman saja.
Sehingga, orang yang salat lima waktu, secara materi tidak ada bedanya dengan
mereka yang tidak salat. Bahkan dari sisi materi, mungkin saja lebih banyak dari
orang yang salat, mereka itu berkecukupan hidupnya, bahkan lebih dari cukup.
Sekiranya setiap kali selesai salat, di depan
pintu masjid telah ada petugas yang membagi seratus ribu misalnya, pasti masjid-masjid
akan penuh sesak. Demikian juga, sekiranya setiap kali seseorang lalai
mengerjakan salat ada tanda benjolan di wajahnya, tentulah banyak orang yang
akan malu.
Demikian seterusnya, bahwa sekali lagi
konsep pahala dan dosa itu sangat abstrak, ngak nampak. Hanya saja Hadis
di atas menjelaskan bahwa ada titik hitam yang akan muncul di dalam hati
seseorang manakala ia melakukan dosa, itu pun siapa yang tahu?. Akumulasi dari
titi-titik hitam itu lah yang kemudian akan menjadi penyakit hati (qalbun
marid), hati yang tertutup, hati yang menolak kebenaran dan nasehat-nasehat
oleh karena terlalu banyak titik hitam dalam hatinya.
Karena abstraknya pahala dan dosa itu, di
dunia ini hampir tidak memberikan bekas apa-apa, tentu ini ukurannya sangat
materialis. Barulah kemudian pahala dan dosa itu akan nampak dan terasa ketika
seseorang diantarkan ke dalam kuburan. Ketika semua orang telah pergi
meninggalkannya di dalam kuburan, datanglah dua malaikat yang akan menanyainya.
Pada saat itu, barulah terasa pentingnya tabungan pahala. Menyesal tiada
berguna, mau Kembali ke dunia juga tidak bisa.
Sebagai muslim yang baik, kita harus yakin
seyakin-yakinnya bahwa pasti ada kehidupan setelah kematian yang lebih kekal
dan abadi. Karena itu, dari sekarang perlu berinvestasi pahala sebanyak-banyaknya.