Ramadan Bulan Evaluasi

Refleksi Kehidupan
0

 


Saat dalam keadaan lapar, biasanya seseorang mudah berempati, berusaha merasakan apa yang dirasakan orang lain. Dalam keadaan inilah pengalaman spiritual seseorang sampai pada tingkatan tertinggi. Maka, puasa sebenarnya menghantarkan manusia pada level paling puncak baik secara sosial sekaligus spiritual.

Dalam pada itu, manusia biasanya suka merenung,  berpikir sambil mengevaluasi diri. Apa sebenarnya yang sudah dilakukan?, Bagaimana hasilnya? Apa yang belum maksimal? Apa pula langkah ke depannya?. Dan seterusnya.

Puasa merupakan bulan refleksi diri, artinya perenungan yang datang justru lebih di dominasi dari dalam diri. Akan timbul kesadaran dari dalam diri. Karena itu, sebagian kecil pakar ada yang berpendapat bahwa banyaknya ceramah-ceramah atau tausiyah di bulan Ramadan justru tidak terlalu signifikan dampaknya terhadap kesadaran umat dalam beragama (Islam). Jangan-jangan orang malah bosan kalau tidak mau mengatakan muak. Hal terpenting yang harus didorong kepada umat ini adalah bagaimana merefleksi diri. Itikaf merupakan cara yang diajarkan dalam syariat terutama menjelang akhir-akhir Ramadan.

Niat tulus dan ikhlas orang yang berpuasa akan melahirkan semangat mengevaluasi diri. Entah bagaimana prosesnya, yang jelas Allah swt. mendesain dalam suasana yang amat sangat lapar itu, ada bisikan dari dalam hati, entah itu merencanakan sesuatu, melaksanakannya, atau juga mengevaluasinya. Percaya atau tidak, cobalah dirasakan.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)