إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ
هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ
جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ
مَنُوعًا إِلَّا الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ
Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali
orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya.
(QS. AL-Ma’aarij: 19-23)
“Waduh … Hujan aja seharian ini, jadi
gak bisa kemana-mana, padahal lagi libur”.
Begitulah
ungkapan dengan nada mengrutu yang saya
dengar tadi, memang sejak kemarin cuaca kurang bersahabat karena lagi musim
hujan. Dari pagi sampai malam titik-titik air tak berhenti turun dari langit menyebarkan
rahmatNya ke bumi. Akibatnya banyak agenda orang-orang yang ingin berlibur jadi terhambat, deretan sepada motor
parkir mendadak berjejer di pinggiran depan toko menanti hujan reda, terliha
banyak diantara mereka pasangan pemuda dan remaja belia. Dari aromanya mereka ingin
berlibur, atau sekedar mengunjungi tempat wisata dan deretan tempat keramaian
lainnya.
Mengapa
manusia mengeluh?. Saya kira karena tidak adanya kesesuaian antara harapan dan
kenyataan yang mereka terima. Mengeluh
adalah ungkapan kekecewaan terhadap kenyatan yang tidak sesuai dengan harapan
dan ini adalah sifat alamiah manusia sejak dahulu.
Ternyata
kegalauan manusia ini lebih dulu dikaji Allah dalam firmaannya QS.
AL-Ma’aarij:19-20. “Sesungguhnya manusia
diciptakan bersifat keluh kesah”. Kalau lagi cuaca panas mengeluh kapan
datang hujan, sedang hujan, mengeluh kapan reda. Jadi mahasiswa semester
pertama mengeluh dengan banyaknya tugas-tugas, sudah smester akhir mengeluh
dengan rumitnya menyusun skripsi. Sedang jadi mahasiswa mengeluh dengan
banyaknya tuntutan akademik, seteleh lulus mengeluh karena susah mencari kerja.
Masih lajang mengeluh pingin dapat pendamping hidup, sudah menikah mengeluh
karena harus kerja berat mencari nafkah. Belum punya keturunan, mengeluh ingin
cepat diberi keturunan, sudah ada anak, mengeluh karena susah mendidiknya. Dan
seterusnya.
Jika
kita memilih untuk mengeluh, maka kita hanya akan memperparah keadaan. Mengeluh
sama sekali tidak akan memperbaiki keadan, pun tidak akan menyelesaikan
masalah. Mengeluh hanya menghasilkan energi negatif, berupa sifat marah dan
putus asa. Mengeluh juga tanda bahwa
kita tidak bersyukur. Dan kalau itu terjadi pasti tidak akan ada tambahan
nikmat yang kita peroleh. Sebab nikmat akan ditambah kepada orang yang
bersyukur. Mengeluh juga tanda kita tidak sabar. Tidak bersabar berarti
pertanda kita jauh dari Tuhan. Orang yang jauh dari Tuhan maka otomatis
pertolonganNya juga akan jauh. Dan kalau sudah demikian maka akan bertambah
kacaulah hidup kita.
Ternyata
mengeluh itu berbahaya!.
Ada tips sederhana agar kita tidak mudah mengeluh,
lanjutan Firman Allah diatas menjelaskan “kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka
itu tetap mengerjakan salatnya”.
Menurut Ibn Mas’ud maksud dari ayat ini adalah: mereka yang senantiasa
memelihara waktu dan semua kewajiban shalat. Sedangkan menurut ‘Uqbah bin Amr
yang dimaksud dengan tetap didalam shalatnya adalah orang-orang yang tenang dan
khusyu’ ketika shalat.
Silahkan di coba, InsyaAllah.
Semoga.