Lupakan
sejenak hiruk pikuk menjelang pergantian tahun kali ini, mulai dari rencana untuk begadang kumpul bersama keluarga sambil
menunggu pukul 00.00 Wib sambil bakar-bakar
ayam atau ikan, memasang kembang api, meniup terompet, dan masaih banyak
kegiatan berbalut maksaiat lainnya. Semua itu dilakukan dan dianggap lumrah
saja. Dan yang paling parahnya lagi ummat muslim lah yang kebanyakan
melaksanakan kegiatan tersebut. Semoga kita dan keluarga sekalian tidak
berminat dan berniat untuk melaksanakannya.
Ya, begitulah fenomena yang terjadi
setiap malam pergantian tahun.
Sedikit
sekali orang yang mengadakan perenungan kembali terhadap kesalahan dan dosa
yang telah ia perbuat selama setahun lalu, dan memikirkan apa rencana strategis
yang akan dilakukan nya untuk tahun berikutnya, mereka justru ber eforia,
senang gembira dan hura-hura. Padahal sebenarnya tidak lah begitu.
Kalau
mau dikaji lebih dalam lagi, betapa banyaknya kerugian yang diakibatkan dari
perayaan malam tahun baru yang berlebihan, mulai dari banyaknya sampah yang
terkumpul akibat perilaku tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, dan konon
katanya di Jakarta, hasil sampah yang terkumpul akibat malam tahun baru mencapai
85 ton. (Kompas 01 Januari 2015).
Moment
seks bebas bebas bagi para muda mudi sangat rentan terjadi. Berita dari salah
satu Koran Nasional menyatakan bahwa menjelang malam tahun baru, penjualan alat
kontrasepsi ludes terjual. Tidak bisa dibayangkan mau dikemanakan nasib dan moral
bangsa ini.
Polusi
suara dan polusi udara jelas terjadi ketika malam tahun baru, ribuan orang
berkumpul di suatu tempat untuk menyalakan kembang api. Pencemaran udara pasti
terjadi oleh karena jutaan gas karbon yang disumbangkan oleh petasan dan
mercon. Dan parahnya lagi ini dijual
secara bebas di banyak pinggiran jalan.
Kondisi
jalan raya yang macet, padat merayap dipenuhi oleh orang yang akan melakukan
parade keliling kota. Pelanggaran lalulintas pasti terjadi minilmal banyak yang
tidak pake helm. Dan menerobos lampu merah. Hehe.
Dan
yang pasti banyak nya orang begadang pada malam tahun baru. Akan mengakibatkan
menurunnya produktivitas di awal tahun. Mestinya tahun baru adalah semangat
baru, tapi lihat lah kenyataan nya , sholat subuh pun kesiangan, atau
jangan-jangan tidak sholat sama sekali. Akibat begadang semalaman.
Paling
tidak itulah kerugian-kerugian yang umum diketahui orang, tapi masih saja
dikrjakan. Sebenarnya tidak ada satu celah pun yang bisa dijadikan dalil atau
alasan untuk melakukan kegiatan diatas. Biarlah individu dan kelompok yang memiliki otoritas saja yang mengharamkan
perayaan malam tahun baru.
Salut
dengan, berbagai masjid, ormas dan komunitas lainnya yang mengadakan kegiatan positif
dalam merayakan tahun baru. Banyak kegiatan keagamaan seperti dzikir semalam
suntuk, muhasabah, ceramah agama yang dilakukan ketika malam tahun baru. Walau peminatnya
tidak sebanyak orang yang berkumpul di tanah lapang untuk membakar petasan. Tapi
Alahamdulillah masih ada kegiatan religius untuk menguatkan spiritual ummat ini. Harusnya
ummat ini lebih cenderung dan meramaikan kegiatan ini.
Nah
sekarang, mau pilih yang mana??
Mumpung
waktunya belum tiba, tulisan sederhana ini diharapkan mampu memberikan sedikit pertimbangan
kepada kita tentang kegiatan apa yang akan kita pilih nanti malam. Atau paling tidak
sekedar mengingatkan kembali kepada kita.
Semoga.
Semoga kita terhindar dri perbuatan yang demikian,
BalasHapusAamiin
Hapus