Belakangan
ini ramai dibicarakan di media masa tentang LGBT (Lesbian, Gay, Bisekual dan
Transgender). Tak perlu menjelaskan defenisi ini satu persatu, yang jelas ini
merupakan perilaku abnormal yang menyalahi fitrah manusia. Akronim ini mulai tenar
di Indonesia sekitar tahun 90-an untuk komunitas mereka yang memiliki “kelainan
seksual”. Dan kini menjadi isu Nasional dan global yang banyak menuai protes
dari banyak kalangan.
Jika
ditilik dari sejarah, sebenanya kasus ini merupakan masalah klasik sejak jaman
Nabi Luth dahulu pun memang telah ada. Ceritanya berakhir tragis mereka semua
yang mempunyai kelainan itu dibenamkan Allah ke bumi. Tapi cerita itu kini
berulang kembali.
Saya
kira, ini merupakan masalah yang sangat serius, mengapa?. Oleh karena dampak
yang dihasilkan dari komunitas menyimpang ini sangat berbahaya. Terutama bagi
generasi penerus bangsa.
Salah
satu contoh kasus yang belum lama ini adalah terungkapnya pernikahan sesama jenis
di Bali. Setidaknya sudah ada 14 Negara yang melegalkan perkawinan sesama jenis.
Yang pertama kali melegalkannya adalah Belanda pada 2001 silam. Saya khawatir
jika kita tidak menyuarakan ini dengan lantang dan tegas, boleh jadi Indonesia
adalah Negara ke-15 yang akan melegalkannya. Mungkin setahun atau dua tahun
lagi. Tinggal tunggu waktunya aja.
Bayangkan
mau jadi apa dunia ini?. Yang pasti hal ini akan membunuh manusia secara
perlahan akibat dari tidak adanya perkembangbiakan manusia lagi. Secara otomatis
mana mungkin pernikahan sesama jenis dapat memproduksi manusia baru. Jika sudah
demikian tinggal menunggu kiamat peradaban yang pada akhirnya akan muncu kiamat
yang sesungguhnya. Benar prediksi Rasulullah 14 Abad yang lalu, bahwa ini
termasuk dalam tanda-tanda hari kiamat.
Sebenarnya
telah banyak kalangan yang memprotes ini. Ulama, Negarawan, Akademisi dan hampir
semua kalangan yang memiliki nalar sehat pasti menolak komunitas ini. Dari sisi
mana pun kita pandang maka tidak ada celah yang membolehkan adanya komunitas ini.
Agama atau Pancasila? Dua duanya menentang keras.
Tapi
yang menyedihkan adalah banyak juga yang mengkampanyekan ini dengan vokal dan secara
tegas/terang-terangan mendukung. Kemana akal sehat mereka? Entah lah..
Mohn
maaf jika saya harus mengatakan bahwa orang yang mati-matian membela ini adalah
orang yang amoral tak bernalar.
walaupun seperti apa ideologinya. kalau jeruk makan jeruk mustahil masuk pada akal. siip :)
BalasHapusSetuju ustadz
BalasHapusSetuju ustadz
BalasHapus