RAGAM RESPON TERHADAP KEBERADAAN KITA

Refleksi Kehidupan
0

Beberapa tahun yang lalu, seorang budayawan kenamaan Emha Ainun Najib pernah membagi-bagi kelompok manusia, menurutnya ada lima tipologi manusia berdasarkan respon komunitas terhadap keberadaannya. Menarik, dari klasifikasi tersebut Cak Nun membuat analogi yang persis dengan rumusan Hukum Taklifi (Wajib, Sunnah, Makruh, Mubah, dan Haram).

            Kelompok manusia yang terbaik adalah kelompok manusia wajib, yaitu manusia yang keberadaannya dinilai sangat vital sehingga harus diupayakan. Ditengah masyarakat kita sering melihat ada manusia yang memang memainkan peranan yang sangat strategis, sehingga keberadaannya sangat dinantikan sekaligus dirindukan. Berbagai kegiatan tidak akan berjalan sesuai harapan tanpa kehadirannya. Saya kira, merupakan kebahagian sekaligus sebagai sebuah kehormatan manakala kita bisa mencapai kelas ini.

            Kelompok berikutnya adalah kelompok manusia Sunnah, yaitu keberadaannya yang lebih membawa kebermanfaatan daripada ketiadaannya. Meskipun bukan sebagai central dan penentu, tetapi saya kira menjadi orang pada level ini baik juga, karena kontribusinya yang banyak bagi masyarakat, sehingga menyebabkan kehadirannya selalu dinanti-nantikan.

            Jenis manusia selanjutnya adalah manusia Mubah, yaitu manusia yang keberadaannya sama dengan ketiadaannya (wujuduhu ka ‘adamihi). Menjadi netral memang anjuran agama tetapi dalam konteks ini menjadi manusia mubah adalah sesuatu kehampaan yang sangat merugikan. Betapa tidak, dalam pergaulan sosial keberadaan kita sama sekali tidak memberi pengaruh apa-apa. Sebenarnya menjadi orang semacam ini bukanlah harapan setiap orang, walaupun dilapangan sering juga kita temukan. Biasanya manusia tipe ini selalu mendapat bagian sebagai “pelengkap penderita” saja.

            Tipe manusia berikutnya adalah manuusia Makruh, yaitu ketiadaannya lebih menguntungkan daripada keberadaannya (‘adamuhu khairun min wujudihi). Sebagian orang memang memiliki tabiat lucu, mereka adalah manusia-manusia pengacau dan perusak suasana sehingga orang lain selalu berharap bahwa manusia tipe seperti ini tidak diharapkan kehadiran dan keterlibatannya dalam perkara apapun, karena jika dia diikut sertakan keberadaannya hanya akan memperkeruh keadaan.

            Kelompok manusia terahir ini adalah kelompok yang paling buruk, siapa lagi kalau bukan manusia Haram, yaitu jenis manusia yang keberadaannya tidak hanya menjengkelkan tetapi sangat merugikan. Model manusia seperti ini memiliki mental benalu murni dengan simbiosis parasitisme, dalam terminologi Biologi biasanya dicontohkan seperti tikus dengan petani atau alang-alang dengan tanaman produksi.

            Tidak ada maksud menuduh siapa berada di kelas mana, tetapi mari lah kita coba menakar eksistensi diri ditengah-tengah masyarakat. Biasanya, semakin banyak manfaat yang kita berikan kepada komunitas tertentu, keberadaan kita akan selalu dinanti dan dihargai. Sebaliknya semakin banyak pula kita merugikan orang lain, kehadiran kita tidak hanya dihindari tetapi juga dijauhi.
           

            

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)