Ramadan Bulan Panen Pahala

Refleksi Kehidupan
0

 


Salah satu keutamaan bulan Ramadan adalah dilipatgandakannya pahala amalan seorang Muslim. Amalan-amalan sunnah nilainya setara dengan amalan wajib, sedangkan amalan wajib dibalas dengan pahala yang tak terhingga. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw. “Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan sunnah pada bulan Ramadan, samalah ia dengan orang yang menunaikan suatu ibadah wajib di bulan yang lain. Dan barang siapa yang menunaikan suatu amalan wajib, samalah ia dengan oraang-orang yang mengerjakan tujuh puluh amalan wajib di bulan yang lain. Ramadan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya surga”.

Keistimewaan umat Nabi Muhammad, meskipun usianya tidak selama usia umat terdahulu, tetapi peluang untuk beramal dan nilai dari amal tersebut jauh melampaui usia umat terdahulu. Di bulan ini juga, ada satu malam yang jika dikonversi nilai ibadahnya setara dengan 83 tahun (malam lailatul qadr). Bisa dibayangkan, jika seorang sejak ia baligh berpuasa, katakanlah sejak 13 tahun, lalu ia secara konsisten beramal di bulan Ramadan selama hidupnya (katakanlah mengikuti usia Nabi Muhammad, 63 tahun), berarti ia sudah melewati 50 kali malam lailatul qadar. Anggap saja, yang setengahnya berhasil. Berarti ada 25 kali dan itu setara dengan 2075 tahun. Dahsyat, angka ini bahkan melampaui usia Nabi Adam as.

Dalam rangka memaksimalkan ibadah di bulan Ramadan ini, maka perlu pelaksanaan ibadah sunnah, terutama salat sunnah yang lebih banyak lagi, artinya kuantitasnya perlu ditambah. Untuk yang wajib sudah lah, barangkali kualitasnya perlu diperbaiki. Peluang yang dapat diambil adalah pelaksanaan salat sunnah qabliyah dan ba’diyah (2 rakaat sebelum subuh, 2 rakaat sebelum dan sesudah zuhur, 2 rakaat sebelum asar, 2 rakaat sesudah magrib, 2 rakaat sebelum dan sesudah isya), tarawih, witir, tahajjud, dan duha. Tentu tidak ada yang susah, hanya perlu pembiasaan saja. Dan ajaibnya, di bulan ini kita seperti terbiasa dengan kecenderungan ibadah yang lebih dari bulan-bulan biasanya.

Tarawih dan witir sudah satu paket kita laksanakan setiap malamnya. Adapun tahajjud menjelang sahur, sebelum makan sahur kita sempatkan minimal 2 rakaat, paginya di sela-sela kesibukan kita masing-masing, sempatkanlah dua rakat untuk duha. Kalau ini bisa dilakukan, maka tidak terhitung jumlah pahala yang akan diperoleh. Yang lebih penting dari sekadar itu adalah kita berharap di luar Ramadan, kebiasaan baik ini akan bisa terus dilaksanakan. Amin.  

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)